Sabtu, 14 Desember 2013

Perempuan Yang Tidak Ayan


Ingat sebuah hadits yang menceritakan tentang perempuan berkulit hitam yang didoakan Rasulullah masuk syurga. Diceritakan bahwa Ibnu ‘Abbas menceritakan seorang perempuan berkulit hitam datang kepada Rasulullah seraya mengatakan, “Aku terjangkit ayan dan sungguh auratku terbuka karena itu. Maka doakanlah aku.”
Rasulullah bersabda,“Kalau engkau mau bersabar, maka engkau akan mendapatkan syurga. Kalau engkau ingin aku mendoakanmu, maka aku akan berdoa  kepada Allah agar menyembuhkanmu.”
                Perempuan tersebut menjawab,”Aku akan bersabar, tapi sungguh pakaianku terbuka karena itu. Oleh karenanya doakan agar pakaianku tidak terbuka saat penyakitku kambuh.” Kemudian dengan senang hat Rasulullah pun mendoakannya.

                Banyak pelajaran yang kita dapat dari kisah ini. secara tekstual kisah ini adalah balasan kesabaran atas sakit yang diderita dengan balasan syurga atau lebih mendalam dalam ilmu fiqh adalah fiqh dalam pengobatan. Yang bisa didapat lagi adalah suatu mukjizat seorang laki-laki yang sangat kita cintai -Rasulullaah- yang diberkahi dan pasti terkabul doanya dengan segera. Tapi ingin sekali melihat sisi lain dari hadits ini yaitu suatu kehormatan seorang perempuan ketika perempuan berkulit hitam tersebut meminta agar auratnya tidak terlihat saat penyakitnya kambuh.
Dalam hati saya sangat terkagum. Masyaaallaahu wallaahu akbar, Subhanallaah, perempuan itu memilih bersabar atas penyakitnya tapi tidak bisa bersabar dengan terbukanya pakaiannya. Sebuah penjagaan diri dalam kehormatan perempuan. Maka tidak salah walaupun konteks dalam hadits adalah bersabar atas sakitnya tapi disisi lain memang syurga pantas didapatkan dengan menjaga kehormatannya. Ketika mendapat hikmah sisi lain dari hadits ini, saya merasa trenyuh sekali. Mengapa tidak, dalam riwayat Imam Ahmad -rahimahullaah- disebutkan juga bahwa kebanyakan penduduk neraka adalah perempuan. Suatu hal yang dikeluhkan Rasulullah adalah suatu tanda -berbahaya- yang harus diperhatikan.
Tidak berlebihan memang jika hal tersebut –tentang perempuan- dikeluhkan oleh Rasulullah. Dalam sebuah teriakan dalam hati, “Wahai kalian perempuan yang membuka aurat bukan karena ayan. Jika kalian tertimpa penyakit ayan, apakah kalian tidak akan takut jika pakaian kalian terbuka ?  saya yakin jika perempuan itu kini masih hidup dia akan menangis melihat keadaan muslimah masa kini yang bebas memamerkan auratnya. ”
Ah… saya sendiri bingung dengan namanya perempuan. Allah –segala puji baginya- telah mengakat derajat mereka dari kehinaan dan tercampakkan dari ketidakadilan hukum manusia dengan simbol jilbab dan Islam, tapi rupanya sekali lagi petunjuk adalah kehendak Allah. Hanya nasihatlah yang bisa saya berikan,

Wahai perempuan,
Bolehkah diriku menyebutmu bidadari ?
Aku bersaksi engkau adalah bidadari
Maka jadikanlah engkau bidadari sebenarnya
Sifat-sifat bidadari ada untukmu

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. (QS Ar Rahman : 56)

Wahai perempuan yang membuka aurat, bertakwalah sebelum engkau menghadap Allah sehingga engkau tidak menyesal.

Kembang gula yang terbungkus indah,
Dan tidak bisa dikecap manisnya kecuali pemiliknya.
Megah dan bercita rasa tinggi.
Mahal.

Kembang gula yang terbuka,
Diobral dikerumunan dan keramaian,
Sehingga banyak pandangan yang menjatuhkan,
Menjadikan kembang gula kotor dan lusuh.
Hilang megah dan cita rasanya.
Murah.

Untuk perempuan yang tidak ayan : Keluargaku, adikku, sahabatku, teman-temanku , dan kaum muslimah.

0 komentar:

Posting Komentar