Minggu, 22 Februari 2015

09.25.00 - No comments

الإخلاص

عن أمير المؤمنين ابي حفص عمر بن الخطّاب رضي الله عنه قل: سمعت رسول الله صلّى الله عليه و سلم يقول : إنّما الأعمال بالنيّات و إنّما لكلّ امرئ ما نوى , فمن كانت هجرته إلى الله و رسوله فهجرته إلى الله و رسوله, و من كانت هجرته لدنيا يصيبها أوامرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه
 (رواه البخاري و مسلم)
اللغات
النيات : جمع نية و هي القصد
الهجرة : انتقال من مكان إلى مكان آخر
ينكح : يتزوج

أفكار الحديث
١. لا تصح الأعمال إلا بالنيات
٢. المؤمن له أجر حسب نيته
٣. من كانت أعماله خالصة لله فهي مقبولة
٤. من عمل رياء فعمله غير مقبول


Jumat, 20 Februari 2015

Kimia Kebahagiaan karya Imam Al Ghazali

Buku Kimia Kebahagiaan karya Imam Al Ghazali.

Membaca buku ini bersiaplah untuk dibuat bingung. Karena menggunakan bahasa filsafat dan logika yang jarang digunakan oleh awam. Bacalah dengan memakai pemahaman dan logika yang lurus maka akan mengetahui maksud dari buku ini.

Tidak ada bagi sufistik yang membuat tersesat kecuali pengkultusan bagi sufistik itu sendiri. Namun, buku ini akan lebih cocok kepada mereka yang berfikir mencari tujuan hidup, yaitu menghamba kepada Allah dengan segala kecintaannya.

Maksud dari buku ini kurang lebih,"Kenali dirimu, supaya engkau mengenali Tuhanmu, sehingga engkau bisa mencintai-Nya tanpa syarat."

Selengkapnya download buku ini. KIMIA KEBAHAGIAAN.  

Foto: Oleh-oleh Dari Suriah

Sebelumnya saya ucapkan Jazaakumullaahu khairaann kepada ust Ihsan Al Faruq (Mas Ihsan). oleh-oleh berupa foto-foto di Suriah sangat memotivasi. :3

1. Bukankah ini tempat konflik? atau taman syurga?

ini syurga?


benar ini tanah keberkahan Syam.
 

2. Bunga-bunganya. masyaaallaah

bunganya masih ranum. tidak ada yang menyentuhnya. atau memang tidak ada yang berani?
apa? bunganya empat? tapi aku hanya bisa melihat bunga itu satu.
lihat tanah dan batunya. mampu mengeluarkan bunga yang indah.
kata dosen agamaku kalau "bunga" sedang merah jangan didekati soalnya lagi sensi. Saya ndak tahu dan tidak ambil pusing.


memudarkah?
3. Adik-adikku :) aku sayang kalian.

tersenyumlah, karena engkau sudah banyak bersedih.


bawalah kerikil2. lemparkan ke kepala Bashar al Assad

jangan menangis. aku tidak bisa melihat perempuan menangis. aku rindu adikku.



seperti Asma' binti Yazid, seperti juga adikku di rumah.




nah ini, usianya sekitar SMP tapi sudah cantik. namun masih cantik kamu. iya kamu :)


foto bunga dan "bunga". dan kamu adalah bunga juga lalu aku berharap semoga bisa memilikimu. :)

Ya Allah ijinkan hamba-Mu menapaki tanah Syam-Mu. Bersama para ahliku.

Berpolitik Dengan Pemimpin

Dalam suatu kepemimpinan, seorang pemimpin memiliki sikap politis yang sangat besar dalam mempengaruhi massa yang dipimpinnya. Hal ini karena setiap pemimpin memiliki kekuasaan dalam membawa kepemimpinannya. Sehingga setiap ada kepentingan dari setiap orang yang berkepentingan akan mendekati para pemimpin –terutama dalam hal massa-. Disebabkan adanya komunikasi politik yang terlebih efektif dan aman (‘aman’ tentunya sudah mempertimbangkan politik yang diperankan).

Dalam sejarah Islam, dimasa Nabi –shallallaahu ‘alaihi wa sallam- juga memiliki politikus dalam berdakwah yakni Mush’ab bin Umair dan As’ad bin Zurarah. Merekalah yang menjadi duta politik islam dalam berdakwah di Madinah dan menyiapkan massa dalam menyambut hijrahnya Rasulullah dan para sahabat. Ya berpolitik dengan para pemimpin di komunitas masyarakat Madinah, yang diaplikasikan oleh Mush’ab dan rekannya.

Keberhasilan Mush’ab dan As’ad yang mengajak pemuka Bani Abdil Asyhal, Usaid bin Hudair, sangat berdampak luas. Dengan politiknya mereka berdua, Usaid mengajak Sa’ad bin Muadz, yang juga pemuka bani tersebut. Kemudian dari Sa’ad dalam sirah Nabawiyah oleh Syaikh Shafiyurrahman al Mubarakfuri, Sa’ad mengatakan kepada kaumnya,

”Wahai Bani Abdi Asyhal, apa yang kalian ketahui tentang kedudukanku ditengah kalian?”

Mereka menjawab, “Engkau adalah pemimpin kami dan orang yang paling tepat pendapat dan nasihatnya serta orang yang paling kami percaya.”

Kemudian kata Sa’ad, “Siapapun diantara kalian, laki-laki maupun wanita tidak boleh berbicara denganku kecuali jika kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Disebutkan hingga sore hari tidak ada seorang pun yang tidak masuk Islam, kecuali satu orang, Al Ushairim(Ia menangguhkan masuk Islam hingga mengikuti perang Uhud).

Berpolitik dengan pemimpin jika kepentingan politik memiliki sifat aman maka akan memiliki dampak yang besar. Akan lebih cepat dalam menghantarkan hajat suatu perkara. Dalam dakwah cara berfikir ini pun telah dicontohkan dalam sejarah kenabian. Merekrut sebanyaknya massa dalam masuk Islam melalui suatu kepemimpinan seseorang. Memang tidak serta merta membawa seratus persen semua massa akan ikut dalam lingkaran politik ini seperti halnya Ushairim. Itu hal yang wajar akan ada sebagian kecil yang memikirkan agak lama atau bisa jadi membelot tapi disisi lain akan membawa sebagian besar di suatu komunitas kedalam politik yang dibawa pemimpin. 

22.01.00 - No comments

Pola Sejarah


Telah berlalu bernama sejarah

Diatas sunnah yang telah menetap

yang mengelilingi kulit bola

bersisi tetap dan rigid

 

Telah berlalu bernama sejarah

dalam sejarah menanam dan menuai

menanam kebaikan berlaku hukuman kebaikan

menanam keburukan berlaku hukuman keburukan

 

Telah hidup, para penentang cahaya

Namrud, Fir ‘aun, dan kaum keji pembunuh para Nabi

Telah hidup, para pembawa cayaha dan pembelanya

Nuh, Musa, Isa, Muhammad, dan sahabat-sahabat mereka

Dalam rajut sejarah akan senantiasa berpola,

Senantiasa ada penentang dan pembela

 

Demikian ketetapan Kalam yang tak pernah berubah

Yang berlaku atas kaum terdahulu,

Adalah berlaku untuk kaum sesudahnya.

 

Pola sejarah sudah diangkat,

Tidak ada penggantian pada sunnah Allah,

Tidak ada penyimpangan pada sunnah Allah.

Lelaki-lelaki Fajir yang Menguatkan Diin

لا يدخل الجنة الا مؤمن و ان الله ليؤيد هذا الدين بالرجل الفا جر (رواه البخاري)

Tidak akan masuk surga kecuali orang yang beriman. Dan sesungguhnya Allah niscaya menguatkan Diin ini dengan orang (laki-laki) yang faajir (durhaka). HR Bukhari


Hadits ini keluar berkenaan seorang pemuda yang dikenal gagah dalam setiap peperangan hingga sampai kepada peperangan Khaibar ia masuk dalam ahli neraka. Ia bernama Quzman, dalam sejarah kisah ini sangat masyhur. Seorang Quzman yang terlibat perang Uhud sekalipun pada perang Khaibar, Rasululullah –shallallaahu ‘alaihi wa sallam- diawal perang menyebutnya sebagai ahli neraka. Beliau –shallallaahu ‘alaihi wa sallam- mengatakan, “Sesungguhnya Quzman termasuk ahli neraka.”

Para sahabat yang melihat Quzman tentu saja merasa heran. Lelaki yang senantiasa terlibat perang dengan gagah berani dan bersemangat, juga sudah tidak disangsikan lagi kontribusinya terhadap Islam dinyatakan oleh Rasul-Nya sebagai ahli neraka.

Kebenaran segala sesuatu yang diucapkan oleh Beliau. Dimana pada akhirnya para sahabat menyaksikan sendiri akan kebenaran sabda Nabi. Pada perang Khaibar, Quzman mendapatkan banyak luka dan sangat parah. Namun Quzman tidak sabar akan luka yang ada dalam dirinya hingga pedangnya sendiri digunakan untuk mempercepat kematiannya dengan bunuh diri.

Dalam hal ini Munawar Khalil (penulis Kelengkapan Tarikh Nabi) mengomentari, “Nabi –shallallaahu ‘alaihi wa sallam-menyatakan terlebih dahulu bahwa Quzman adalah penghuni neraka, karena beliau lebih mengetahui keadaan orang ini sebenarnya, yakni Quzman itu seorang munafik yang berperang bukan karena Allah.”

Kisah Quzman yang sangat besar peran dalam mengokohkan kekuatan Islam dalam Perang Uhud, Khaibar, dan kegiatan-kegiatan lain –meskipun termasuk dalam ahli neraka-, akan mengingatkan ada lelaki lain yang memiliki jasa-jasa dalam membantu kokohnya Islam namun dalam keadaan tidak beriman. Lelaki-lelaki itu paman nabi Abu Thalib, Al-Muth’im bin Ady, Abdullah bin Uraiqith (saat belum masuk Islam), dan paman nabi Abbas (saat belum masuk Islam).

Paman nabi, Abu Thalib- yang melindungi Nabi-Nya dengan pengaruh politik dan kehormatannya dikalangan kaum Quraisy dalam memusuhi Nabi. Pamannya yang senantiasa mendukung Nabi dalam mendakwahkan Islam. Namun yang kita tahu ia bukanlah seorang yang mau diajak masuk Islam oleh keponakannya. Ia tetap menjadi seorang paganis.

Al Muth’im bin Ady – seorang yang melindungi nabi sepeninggal paman nabi, yang seorang paganis dan belum masuk Islam. Dalam ucapan Al Muth’im pernah mengatakan kepada kaumnya, “Wahai semua orang Quraisy, sesungguhnya aku telah memberi jaminan perlindungan kepada Muhammad. Tak seorang pun diantara kalian boleh bertindak semau sendiri terhadapnya.” Saat itu Abu Jahal yang mendengar kemudian berkomentar,”Apakah engkau hanya memberikan perlindungan ataukah menjadi pengikutnya (masuk Islam)?” jawab Al Muth’im,”Aku hanya memberikan jaminan perlindungan”.

Abdullah bin Uraiqith –penunjuk jalan nabi-. Yang saat itu belum masuk Islam pada hijrahnya Nabi dan Abu Bakar, ia menjadi penunjuk jalan Nabi ke Madinah.

Paman nabi, Abbas-memberi perlindungan-. Menyertai perlindungan Nabi dan jaminan perlindungan dalam bai’atul Aqabah yang kedua. Saat itu paman nabi Abbas juga belum masuk Islam.