Senin, 05 Oktober 2015

Orasi Komandan #1

ORASI KOMANDAN
LBTD B15

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.  Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,  (TQS. Ali Imran,3: 139-140)

Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah sekali-kali tiada menolongnya (Muhammad) di dunia dan akhirat, maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, kemudian hendaklah ia melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya. (TQS. Al Hajj,22: 15)

...Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,(TQS. Al Hajj, 22:40)


Sesungguhnya roda kejayaan dan kehinaan senantiasa berputar hingga hari kiamat. Perjuangan Rasulullah adalah perjuangan dari bawah hingga melejit keatas sampai kejayaan kekhilafahan ala minhajin nubuwah. Lalu dipergilirkan kejayaan yang telah berada di puncak kejayaan. Telah melewati masa kejayaan pemuda bernama Shalahudin Al Ayyubi, Muhammad Al Fatih, para ulama’ yang memberi penerangan seantero bumi Allah, lalu Turki Utsmani yang runtuh. Hingga kita dapati sekarang dimasa kita berada dibawah kepemimpinan kekuasaan yang menggigit. Telah sampai masa kita bahwa kawan-kawan kita bukan lagi sebagai pejuang yang berdarah membela agama ini. Telah sampai bahwa para wanitanya sudah menjadi bahan obral disana-sini. Telah sampai kita kepada jalan sekularisasi yang memecah belah fitrah dimensi ilahiyah menuju dimensi poros kemanusiaan sebagai pusat kebenaran.

Dalam upaya menyambut roda kejayaan menuju keatas sebagaimana Imam Ahmad meriwayatkan datangnya kejayaan Islam. Tidak ada jalan lain selain kita senantiasa mengikuti gerak roda dalam keadaan istiqomah di jalan Allah pada waktu susah maupun bahagia. Siap menjadi garda terdepan dalam memukul mundur musuh-musuh Allah dengan kekuatan kita. Dengan membina basis dakwah yang bersimpul padu dalam persatuan dan kesatuan Islam.

Sekularisme. Telah merusak tatanan kehidupan. Memisahkan hubungan harmonis manusia dengan Rabb-Nya. Dalam diskursus sosiologi telah dikenal “Semakin masyarakat maju, semakin menurun komitmen mereka kepada agama.” Indonesia, bukan negara yang tak ber-Tuhan.Dimana dalam pembukaan UUD 1945 telah ada asas pemberian tanah merdeka Indonesia dari kuasa Allah?” Itu yang kiranya pelajar sekarang lupa yang lebih memilih dirinya tanpa pernah ada asal usul Tuhan yang menciptakannya dan Bangsa yang berdarah melahirkannya.

Sekulerisme menurunkan yang namanya sekularisasi diberbagai bidang terutama dalam tubuh pelajar yang membuat mereka berkeyakinan tanpa menjalankan syariat, pemisahan urusan Tuhan dan Hak asasi anak muda, dan kebebasan menentukan sikap yang memenuhi ambisi muda yang telah tercemar.

Dalam akhlak, pelajar mana yang tidak ingin pacaran. Dari SD hingga mereka yang berjenjang tinggi pun sangat tahu dan tentu ingin menikmatinya. Hingga di media sosial pun kabar-kabar pencabulan porno aksi maupun pornografi pun banyak beredar, hingga UNS dan UMS menerapkan area dilarang pacaran.

Khamr. Dalam setiap bentuk pelajar juga tidak lepas dari bahan-bahan syaithan ini. Divisi Humas Mabes Polri mengeluarkan berita pada Bulan Mei bahwa anak-anak pelajar pun sudah dilibatkan oleh orang tak bertanggungjawab dalam peredaran narkoba. Anak-anak SD dilingkungan pedesaan pun sudah biasa dengan minuman beralkohol.

Ilmu. Bulan April kemarin,peringatan Hari Kartini di SMPN2 Sragen pun tidak luput dari pembodohan aqidah. Yakni dengan penghormatan sujud di depan foto Kartini. Dilanjut tentu bukan sekedar persoalan pembodohan tersebut rupanya menjadi kelemahan kita juga bahwa kondisi umat sekarang adalah kondisi yang jauh dari ilmu diin sehingga mudah sekali untuk diombang-ambingkan oleh dunia.

Semua ini adalah cara musuh-musuh Islam dalam melakukan pembodohan dan pengrusakan ke dalam tubuh pelajar Islam sebagai aset bangsa Indonesia ini. Maka dari itu sangat perlu kiranya Brigade PII membantu segenap kerja-kerja perbaikan dan mempersiapkannya melalui PII dan semua pihak yang mencintai agama dan negeri ini dalam melakukan perbaikan dengan jalan pembinaan dan penyerangan kembali kepada musuh Islam.

BRIGADE PII BERSIAPLAH MELIHAT TIRANI MUSUH, TUMBANGKAN. GAGALKAN MAKAR MUSUH ALLAH.

DALAM RODA KEJAYAAN UMAT. Diatas berarti kita mempertahankan kejayaan, berputar untuk memelihara nilainya hingga kita jatuh terkapar.

Dalam RODA KEJAYAAN UMAT. Dibawah berarti kita bangkit untuk senantiassa mengharapkan pertolongan agar kita menjadi pasukan yang dipilih untuk menyambut kejayaan Islam.

Inilah zaman kita. Kita tidak bisa memilih hidup se-zaman kala Rasulullah hidup, kemudian kita menjadi bagian dari tentaranya. Kita juga tidak bisa memilih hidup di zaman yang berada didepan masa kita, Al-Mahdi. Kita hidup di zaman sekarang. Di zaman yang memiliki tantangan kita sendiri. Inilah takdir yang telah dipilihkan Allah untuk kita. Tidak ada kata lain kecuali kita akan bertempur dan perang melawan musuh-Nya di zaman ini. Namun dengan keyakinan kebenaran yang telah dituliskan, bahwa ada suatu kaum yang istiqomah di setiap zamannya.

...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.... (TQS. Ar Ra’d, 13: 11)
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (TQS. Al Baqarah, 2: 214)


Jumat, 10 Juli 2015

10.22.00 - No comments

Membuka Hidup Ayah

Di Pematang sawah, pedalaman Sumatra, di gubuk yang agak lebar muat untuk tidur tiga orang dewasa. Ibu dan anak menunggui padinya supaya tidak dimakan oleh burung-burung kecil. Ada lima orang-orangan yang diberi pakaian adat jawa yang masing-masing penegaknya terdapat kaleng bekas. Empat orang-orangan dipojok dan satu tepat ditengah petak sawah. Jika ada burung yang mencoba hinggap ditariklah tali yang menghubungkan lima orang-orangan sawah tersebut.

 “Huwa.... huwa...” Teriak Junayd dengan menarik tali simpul orang-orangan sawah, hingga terdengarlah kelontongan akibat benturan kaleng-kaleng tersebut.

“Sudahlah Cah Bagus jangan galak-galak sama burung-burung itu! Biar ia mengais sebagian rizki dari sawah kita. Mereka juga punya keluarga yang harus dihidupi. Kalau dirasa sudah terlalu banyak makan padi baru diusir.” Kalimat itu meluncur saja dari sosok ibu Junayd, Maryam, yang dikenal kaya raya di kampungnya di Jawa. Sekarang ia menetap di Sumatra mengikuti suaminya untuk mencari manfaat di tempat yang lainnya.

“Tapi kan Bu, burung-burung itu sudah dijamin rizkinya oleh Allah?” Junayd tak mau kalah. Dia selalu tak mau kalah jika membicarakan hal-hal terkait bab agama lebih-lebih berkaitan tentang aqidah, halal-haram, dan segala sesuatu yang dianggapnya penting.

“Tidak maukah kamu nak menjadi perantara sebab rizki burung itu datang melalui tanganmu?” jawab ibunya dengan lembut. Menurut Junayd pemikiran ibunya itu benar juga. Belum selesai ia memikirkannya, ibunya melanjutkan,”Setiap manusia yang berfikir seharusnya memiliki akhlak yang baik. Akhlak kepada Rabbnya, Rasul dan agamanya, sesama manusia, dan sesama ciptaan Allah yang meliputi hewan, tumbuhan, dan lingkungan kita.”

“Iya!”

“Ayahmu cah bagus! Ia adalah seorang yang sangat memikirkan orang lain. Kecintaannya kepada Islam membuatnya harus membawa ibu kesini. Aqidah cintanya itu membawa akhlak cinta kepada dakwah dan umat ini. Ibu banyak belajar darinya.”

“Memang ayah dulu seperti apa Bu?” tanya penasaran.

“Ia sebagaimana pahlawan yang mudah berkorban, seorang yang mencintai ilmu pengetahuan, seorang da’i filosofis, dan tentunya seorang laki-laki yang sangat mencintai ibumu ini.”, tersipu merah pipinya. Ditambahkan, “Membuka hidup ayahmu adalah pelajaran sejarah bagi ibu, nak.”
---bersambung--- 

Melunasi Rasa

Rabu malam, tidak ada yang bisa ku tawarkan kecuali kesusahan yang diselimuti segala keterbatasanku. Meski dalam lubuk hati sangat ingin membahagiakanmu tapi aku belum bisa membawakan sebongkah batu kebahagiaan kepadamu.

Namun, dalam jalan syariat aku mencoba teguh. Berani layaknya pejantan muslim yang bertanggungjawab atas rasa yang pernah tertanam dan terbina. Dalam harap, doa, dan keoptimisan aku senantiasa memanjatkan bahwa akhirnya engkaulah yang dipilihkan Dia.

dia kado dari Dia

Bagiku kelebihanmu adalah kekurangan dan kekuranganmu adalah kelebihan di mataku. Bahkan seperti yang kau ucap tentang kebersamaan dalam perjuangan dan ujian. Itulah yang nanti membuat kita kuat. Bahwa ketika diatas adalah anugerah Allah yang tiada terkira. Ketika dibawah adalah bertahan.

Karena telah terlanjur lukisan namamu di hati, sudah terlanjur indah dan mendalam rasa. Ketika itu tiadalah lain selain aku tuliskan dalam bait-bait kesungguhanku. Dalam titah yang ingin dipenakan pada lembaran takdir, meski aku seorang hamba. Lalu ku bawa lembaran itu menghadap kepada Rabbku bahwa aku ingin mendekatimu dalam janji ikatan suci.

Lalu hanya dengan alasan inilah keberanianku muncul.
Karena kecintaanku kepada Rabbku, agar mencintaimu dengan syariat-Nya.
Karena kecintaanku kepada Nabiku, agar mencintamu dengan sunnahnya.
Karena kecintaanku kepada dakwah ini, agar mencintaimu untuk kita menyeru bersama.

Lalu karena kecintaanku kepadamulah, agar aku mencintaimu untuk melunasi rasaku.

Kamis, 12 Maret 2015

Pesan Pagi

Tidak ada pesan untuk pagi ini hingga pagi seterusnya. Rupanya telah ada kesalahan yang harus dihapus, termasuk pesan yang senantiasa aku tunggu. Menyambut pagi dengan satu azam dimasa yang akan datang. Tidak akan ku sisakan kecuali dua kata panggilan yang telah melekat di hati. Semuanya untuk yang senantiasa menjaga.
Adakalanya aku mengikuti hatiku untuk sekedar menemani, meski aku pun sadar bahwa aku pun nyaman. Namun, telah ada ikatan diriku dengan diri-Nya. Dimana kesetiaanku belum bisa teruji jika aku segera menghadap-Nya.
Aku tidak bisa meninggalkan secercah cahaya kemilau meski tidak pernah ku pandang atau aku yang tak mampu memandang. Cahaya harapan yang senantiasa menemani dikala keremangan jalan dan banyak batu menghadang kaki-kaki. Aku percaya cahaya itu senantiasa ada dalam pesan pagi yang selalu sampai.
Memberi sudut tersendiri untuk namamu adalah hal terindah. Satu keajaiban dimana Rabb yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang menyematkan sifat kasih dan sayangnya dalam sudut itu. Sudut yang tak bisa digantikan.
Dalam serpihan rasa yang membuncah ingin rasanya mengeluarkan kalimat-kalimat indah yang sering ku buat. Ku tulis dan ku masukkan dalam hati. Aku tak berani memberikannya padamu. Meski itu kesungguhanku.
Juga telah kuputuskan semuanya berakhir untuk mencari hakiki itu. Dalam kesucian, agung , nan tinggi. Ujian rasa yang dibolak-balikkan. Susah, menyedihkan, dan memberatkan meski tak pernah terlihat. Biarlah hati yang memberi pesan pagi tanpa pernah menuliskannya lagi.
Tidak satu pun rasa rindu yang mendera adalah kecuali harus ditepis. Jalannya masih berumur jagung. Akan senantiasa menjadi ingatan yang tajam. Berharap umur bertambah hingga terbiasa lalu mentransformasikan rasa pikir ke suatu rasa yang menyatu dalam tubuh supaya tak bergejolak. Dan tak meminta memanggil,dipanggil, juga bertemu. tetap disimpan dalam nilai.
Pesan-pesan rasa yang tertulis dalam pesan pagi semoga menjadi untaian-untaian benih yang bisa ku unduh nanti.
Aku pasti akan merindukan untuk segera pagi lalu ketika siang, aku ingin pagi lagi meski sudah tidak ada pesan pagi.

Minggu, 22 Februari 2015

09.25.00 - No comments

الإخلاص

عن أمير المؤمنين ابي حفص عمر بن الخطّاب رضي الله عنه قل: سمعت رسول الله صلّى الله عليه و سلم يقول : إنّما الأعمال بالنيّات و إنّما لكلّ امرئ ما نوى , فمن كانت هجرته إلى الله و رسوله فهجرته إلى الله و رسوله, و من كانت هجرته لدنيا يصيبها أوامرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه
 (رواه البخاري و مسلم)
اللغات
النيات : جمع نية و هي القصد
الهجرة : انتقال من مكان إلى مكان آخر
ينكح : يتزوج

أفكار الحديث
١. لا تصح الأعمال إلا بالنيات
٢. المؤمن له أجر حسب نيته
٣. من كانت أعماله خالصة لله فهي مقبولة
٤. من عمل رياء فعمله غير مقبول


Jumat, 20 Februari 2015

Kimia Kebahagiaan karya Imam Al Ghazali

Buku Kimia Kebahagiaan karya Imam Al Ghazali.

Membaca buku ini bersiaplah untuk dibuat bingung. Karena menggunakan bahasa filsafat dan logika yang jarang digunakan oleh awam. Bacalah dengan memakai pemahaman dan logika yang lurus maka akan mengetahui maksud dari buku ini.

Tidak ada bagi sufistik yang membuat tersesat kecuali pengkultusan bagi sufistik itu sendiri. Namun, buku ini akan lebih cocok kepada mereka yang berfikir mencari tujuan hidup, yaitu menghamba kepada Allah dengan segala kecintaannya.

Maksud dari buku ini kurang lebih,"Kenali dirimu, supaya engkau mengenali Tuhanmu, sehingga engkau bisa mencintai-Nya tanpa syarat."

Selengkapnya download buku ini. KIMIA KEBAHAGIAAN.  

Foto: Oleh-oleh Dari Suriah

Sebelumnya saya ucapkan Jazaakumullaahu khairaann kepada ust Ihsan Al Faruq (Mas Ihsan). oleh-oleh berupa foto-foto di Suriah sangat memotivasi. :3

1. Bukankah ini tempat konflik? atau taman syurga?

ini syurga?


benar ini tanah keberkahan Syam.
 

2. Bunga-bunganya. masyaaallaah

bunganya masih ranum. tidak ada yang menyentuhnya. atau memang tidak ada yang berani?
apa? bunganya empat? tapi aku hanya bisa melihat bunga itu satu.
lihat tanah dan batunya. mampu mengeluarkan bunga yang indah.
kata dosen agamaku kalau "bunga" sedang merah jangan didekati soalnya lagi sensi. Saya ndak tahu dan tidak ambil pusing.


memudarkah?
3. Adik-adikku :) aku sayang kalian.

tersenyumlah, karena engkau sudah banyak bersedih.


bawalah kerikil2. lemparkan ke kepala Bashar al Assad

jangan menangis. aku tidak bisa melihat perempuan menangis. aku rindu adikku.



seperti Asma' binti Yazid, seperti juga adikku di rumah.




nah ini, usianya sekitar SMP tapi sudah cantik. namun masih cantik kamu. iya kamu :)


foto bunga dan "bunga". dan kamu adalah bunga juga lalu aku berharap semoga bisa memilikimu. :)

Ya Allah ijinkan hamba-Mu menapaki tanah Syam-Mu. Bersama para ahliku.

Berpolitik Dengan Pemimpin

Dalam suatu kepemimpinan, seorang pemimpin memiliki sikap politis yang sangat besar dalam mempengaruhi massa yang dipimpinnya. Hal ini karena setiap pemimpin memiliki kekuasaan dalam membawa kepemimpinannya. Sehingga setiap ada kepentingan dari setiap orang yang berkepentingan akan mendekati para pemimpin –terutama dalam hal massa-. Disebabkan adanya komunikasi politik yang terlebih efektif dan aman (‘aman’ tentunya sudah mempertimbangkan politik yang diperankan).

Dalam sejarah Islam, dimasa Nabi –shallallaahu ‘alaihi wa sallam- juga memiliki politikus dalam berdakwah yakni Mush’ab bin Umair dan As’ad bin Zurarah. Merekalah yang menjadi duta politik islam dalam berdakwah di Madinah dan menyiapkan massa dalam menyambut hijrahnya Rasulullah dan para sahabat. Ya berpolitik dengan para pemimpin di komunitas masyarakat Madinah, yang diaplikasikan oleh Mush’ab dan rekannya.

Keberhasilan Mush’ab dan As’ad yang mengajak pemuka Bani Abdil Asyhal, Usaid bin Hudair, sangat berdampak luas. Dengan politiknya mereka berdua, Usaid mengajak Sa’ad bin Muadz, yang juga pemuka bani tersebut. Kemudian dari Sa’ad dalam sirah Nabawiyah oleh Syaikh Shafiyurrahman al Mubarakfuri, Sa’ad mengatakan kepada kaumnya,

”Wahai Bani Abdi Asyhal, apa yang kalian ketahui tentang kedudukanku ditengah kalian?”

Mereka menjawab, “Engkau adalah pemimpin kami dan orang yang paling tepat pendapat dan nasihatnya serta orang yang paling kami percaya.”

Kemudian kata Sa’ad, “Siapapun diantara kalian, laki-laki maupun wanita tidak boleh berbicara denganku kecuali jika kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Disebutkan hingga sore hari tidak ada seorang pun yang tidak masuk Islam, kecuali satu orang, Al Ushairim(Ia menangguhkan masuk Islam hingga mengikuti perang Uhud).

Berpolitik dengan pemimpin jika kepentingan politik memiliki sifat aman maka akan memiliki dampak yang besar. Akan lebih cepat dalam menghantarkan hajat suatu perkara. Dalam dakwah cara berfikir ini pun telah dicontohkan dalam sejarah kenabian. Merekrut sebanyaknya massa dalam masuk Islam melalui suatu kepemimpinan seseorang. Memang tidak serta merta membawa seratus persen semua massa akan ikut dalam lingkaran politik ini seperti halnya Ushairim. Itu hal yang wajar akan ada sebagian kecil yang memikirkan agak lama atau bisa jadi membelot tapi disisi lain akan membawa sebagian besar di suatu komunitas kedalam politik yang dibawa pemimpin. 

22.01.00 - No comments

Pola Sejarah


Telah berlalu bernama sejarah

Diatas sunnah yang telah menetap

yang mengelilingi kulit bola

bersisi tetap dan rigid

 

Telah berlalu bernama sejarah

dalam sejarah menanam dan menuai

menanam kebaikan berlaku hukuman kebaikan

menanam keburukan berlaku hukuman keburukan

 

Telah hidup, para penentang cahaya

Namrud, Fir ‘aun, dan kaum keji pembunuh para Nabi

Telah hidup, para pembawa cayaha dan pembelanya

Nuh, Musa, Isa, Muhammad, dan sahabat-sahabat mereka

Dalam rajut sejarah akan senantiasa berpola,

Senantiasa ada penentang dan pembela

 

Demikian ketetapan Kalam yang tak pernah berubah

Yang berlaku atas kaum terdahulu,

Adalah berlaku untuk kaum sesudahnya.

 

Pola sejarah sudah diangkat,

Tidak ada penggantian pada sunnah Allah,

Tidak ada penyimpangan pada sunnah Allah.

Lelaki-lelaki Fajir yang Menguatkan Diin

لا يدخل الجنة الا مؤمن و ان الله ليؤيد هذا الدين بالرجل الفا جر (رواه البخاري)

Tidak akan masuk surga kecuali orang yang beriman. Dan sesungguhnya Allah niscaya menguatkan Diin ini dengan orang (laki-laki) yang faajir (durhaka). HR Bukhari


Hadits ini keluar berkenaan seorang pemuda yang dikenal gagah dalam setiap peperangan hingga sampai kepada peperangan Khaibar ia masuk dalam ahli neraka. Ia bernama Quzman, dalam sejarah kisah ini sangat masyhur. Seorang Quzman yang terlibat perang Uhud sekalipun pada perang Khaibar, Rasululullah –shallallaahu ‘alaihi wa sallam- diawal perang menyebutnya sebagai ahli neraka. Beliau –shallallaahu ‘alaihi wa sallam- mengatakan, “Sesungguhnya Quzman termasuk ahli neraka.”

Para sahabat yang melihat Quzman tentu saja merasa heran. Lelaki yang senantiasa terlibat perang dengan gagah berani dan bersemangat, juga sudah tidak disangsikan lagi kontribusinya terhadap Islam dinyatakan oleh Rasul-Nya sebagai ahli neraka.

Kebenaran segala sesuatu yang diucapkan oleh Beliau. Dimana pada akhirnya para sahabat menyaksikan sendiri akan kebenaran sabda Nabi. Pada perang Khaibar, Quzman mendapatkan banyak luka dan sangat parah. Namun Quzman tidak sabar akan luka yang ada dalam dirinya hingga pedangnya sendiri digunakan untuk mempercepat kematiannya dengan bunuh diri.

Dalam hal ini Munawar Khalil (penulis Kelengkapan Tarikh Nabi) mengomentari, “Nabi –shallallaahu ‘alaihi wa sallam-menyatakan terlebih dahulu bahwa Quzman adalah penghuni neraka, karena beliau lebih mengetahui keadaan orang ini sebenarnya, yakni Quzman itu seorang munafik yang berperang bukan karena Allah.”

Kisah Quzman yang sangat besar peran dalam mengokohkan kekuatan Islam dalam Perang Uhud, Khaibar, dan kegiatan-kegiatan lain –meskipun termasuk dalam ahli neraka-, akan mengingatkan ada lelaki lain yang memiliki jasa-jasa dalam membantu kokohnya Islam namun dalam keadaan tidak beriman. Lelaki-lelaki itu paman nabi Abu Thalib, Al-Muth’im bin Ady, Abdullah bin Uraiqith (saat belum masuk Islam), dan paman nabi Abbas (saat belum masuk Islam).

Paman nabi, Abu Thalib- yang melindungi Nabi-Nya dengan pengaruh politik dan kehormatannya dikalangan kaum Quraisy dalam memusuhi Nabi. Pamannya yang senantiasa mendukung Nabi dalam mendakwahkan Islam. Namun yang kita tahu ia bukanlah seorang yang mau diajak masuk Islam oleh keponakannya. Ia tetap menjadi seorang paganis.

Al Muth’im bin Ady – seorang yang melindungi nabi sepeninggal paman nabi, yang seorang paganis dan belum masuk Islam. Dalam ucapan Al Muth’im pernah mengatakan kepada kaumnya, “Wahai semua orang Quraisy, sesungguhnya aku telah memberi jaminan perlindungan kepada Muhammad. Tak seorang pun diantara kalian boleh bertindak semau sendiri terhadapnya.” Saat itu Abu Jahal yang mendengar kemudian berkomentar,”Apakah engkau hanya memberikan perlindungan ataukah menjadi pengikutnya (masuk Islam)?” jawab Al Muth’im,”Aku hanya memberikan jaminan perlindungan”.

Abdullah bin Uraiqith –penunjuk jalan nabi-. Yang saat itu belum masuk Islam pada hijrahnya Nabi dan Abu Bakar, ia menjadi penunjuk jalan Nabi ke Madinah.

Paman nabi, Abbas-memberi perlindungan-. Menyertai perlindungan Nabi dan jaminan perlindungan dalam bai’atul Aqabah yang kedua. Saat itu paman nabi Abbas juga belum masuk Islam.

Sabtu, 03 Januari 2015

Batra: Kak Musa dan Kak Fajar


Kak Musa
Kak Fajar
Assalaamu’alaikum wr wb.
Kang Musa sebenarnya orangnya asyik, tapi banyak diemnya. Dan juga, kang Musa peduli sama kita. Kang Musa orangnya toleran, bukan berarti nggak tepat waktu saat kita masuk local.
Wassalaamu’alaikum wr wb.
Assalaamu’alaikum wr wb.
Kang Fajar orangnya seru, ramah, dan sabar. Selain itu Kang Fajar lebih suka diam.
Wassalaamu’alaikum wr wb
Jangan terlalu banyak diem kak, garing tau… J
Suaranya juga pelan kalo lagi njelasin kadang-kadang.
Awalnya jutek lama-lama udah nggak.
Jangan pelit-pelit senyumnya.
Aktif terus di PII ya hehe…J
Nggak papa kak kalo dipanggil pak.
Penampilan itu nggak masalah yang penting bangga jadi diri sendiri. Diajar sama kak Fajar asyik juga. Tapi jarang -.-
.
Aktif terus di PII ya kak hehe… J
Anda terlalu kebapakan ekspresinya. Dan susah banget kalau tertawa.
Untuk kuliahnya semoga lancar dan semoga menjadi guru yang baik.
Saran saya kak Musa perlu refreshing untuk kejenuhan. Nampak wajah kakak statis. Walaupun tertawanya terpaksa…
Semangat!!
Arigato Gozaimasu.
Kakak terlalu takut atau malu nampaknya untuk mengisi sebagai instruktur….. tapi tetap josh…… semoga kuliahnya cepat rampung.
Saran saya Kak Fajar perbanyak nonton Stand Up Comedy dan sekali-sekali nonton Naruto.
Awalnya sih pada waktu masuk pertama kurang senyum tapi lama-kelamaan ini tambah akrab dan masalah ilmu termasuk tipe orang yang bisa menerapkan ilmu yang sudah pernah didapatkan.
Tapi cuchooks…
Masalahnya sama sih ya… itu juga pada awalnya kurang senyum aja dan bisa nerapin ilmunya. Masnya sama kak Musa itu satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan ya…
He.. he.. he..
Kritik: mungkin penerapannya kurang diperjelas.
Saran: trus jadilah pengobar semangat para pelajar PII. Saya juga bertemikasih selama seminggu disini saya sudah diberi materi yang mungkin saya belum mengetahuinya.
Kritik: sikap keharmonisannya kurang
Saran: lebihlah bersikap bisa senyum dan bercanda. Dan teruslah mengobarkan hati para pelajar agar memiliki kepedulian didalam agama Islam.
Lokal empat atau Al Furqan sangatlah menarik. Orangnya pada lucu-lucu semua. Nggak akan lupa deh sama local ini. seru disini. Aku gak nyangka kalau besok dah pulang. Hari-hari disini bersama local empat dan kak Fajar, Kak Musa.
Awalnya saya sebel soalnya Pak Musa itu orangnya cuek, tapi makin hari Pak Musa seru juga, apalagi untuk mala mini. Pak musa juga sering bikin bikin aku bingung n’ bimbang. Hehe…
Dia juga dingin banget ya n’ pas awal-awal juga orangnya pakem banget meski kata orang-orang kalo Pak Musa orangnya suka bercanda tapi saya nggak percaya eg. Hehe
Saya juga suka gayanya pak Musa.
Thank’s for all pak Musa J
Awalnya saya bingung kenapa juga nih orang dipojokan sana sambil diem terus, sakit gigi po?? Saya baru mengenal pak Fajar malam kemarin, aslinya orangnya lucu tapi wajahnya tu lho tanpa expresi, datar-datar aja. Jadinya ya nggak jadi seru… hehe ^-^
Orangnya ….uuh… super duper…
Aku bingung kalau dikasih pertanyaan… hehe^^, tapi seru, ngajak mikir… terus ya… walaupun orangnya itu datar tanpa ekspresi, tapi penampilannya keren, cool… kalau aku sii suka… hihi..
Pas banget kalau disuruh ngisi BATRA kayak gini… pas bingungnya…nggak bercanda.. pokoknya kak Musa the best dech… salut aku… empat jempol buat kak Musa :D
Kalo…Kak Fajar,em…awalnya terkesan aneh, soalnya pengamatkan, jadinya kelihatan serius mulu… tapi ternyata orangnya lucu, seru….. kalo nyampein materi juga ok… aku suka penampilan nyentriknya, celana cingkrang, hehe… ciri khas Kak Fajar. Pokoknya Kak Fajar juga the best dech…:D
Penyampaian materinya sudah baik, bisa dipahami. Kadang-kadang suaranya Kang Musa itu gak kedengeran. (Terlalu pelan dan halus). Untuk sistematika penyampaian materi juga sudah baik. Jempol buat kang Musa.
Penyampaian materinya sudah baik, terus juga bisa dipahami. Suaranya juga lantang dan jelas. Sistematika penyampaian materi juga bagus.
Jempol buat kang Fajar.
Pertama masuk local kayaknya pendieeeeeem banget. Tapi setelah beberapa hari dah mulai bicara seperti biasa.
Sarannya, kak Musa jangan diem banget lah, bercanda-bercanda dikit kan ngga apa-apa? Hehehe :D
Kak Fajar malah lebih pendiem dari kak Musa waktu pertama kali masuk local. Tapi setelah tau ternyata kakak itu juga bisa bercanda juga *ngga nyangka^^*
Sarannya, tetep semangat buat kasih materi ke anggota batra kakaaak..
Kang Musa pertama-tama orangnya terlihat galak gimana gimana gituh. Tapi seiring berjalannya waktu ternyata tidak sepeti itu, orangnya asyik, cerdas dalam mengolah kata. Dan ternyata eh ternyata kang Musa suaranya bagus juga lho… pas waktu nyanyi lagu Raihan. J
Saran: kalau ngajar jangan serius-serius yo kang…J
Dan terima kasih sudah mau ngasih saya ilmu yang baru.
Banyak diem orangnya, cerddas juga dalam pendidikan matematikanya ternyata. Kalau ngaji suaranya bagus.
Saran: jangan banyak diem kang. Tetap semangat aja deh, dan sabar lagi dalam mengajar.