Minggu, 16 Maret 2014

Wajah Tidak Menyerah

Saat rapat online Brigade PII sambil Fb-an, setelah nge-like status teman yang sedang galau tentang kuliah, tiba-tiba sebuah mesej meluncur dan membuka paksa mesej percakapan yang ada dilayar FB:
Saya tidak melihat wajah ‘menyerah’mu mas.
Aku bingung, mengapa tiba-tiba ngomong seperti itu, apalagi terdengar aneh dan ada tanda diantara kata menyerah. Hmm… daripada menduga-duga saya tanyakan maksud darinya. Kemudian ada balasan dengan nada FB yang sudah tidak asing itu.


                Lha kamu nge-like statusku, padahal kamu santai saja kuliah haha
Seketika aku pengen ketawa. Mengapa ? yang atas bilang tidak menyerah yang satunya bilang santai. Hmm… jadi merasa punya hal yang bertolak belakang dalam diri ini. Ku tanyakan mungkin teman seperjuanganku itu sedang galau kuliahnya. Eh ternyata benar, katanya lagi : “levelnya sudah lebih dari galau, dst…”.

Golput atau Tidak Golput ?



Golput istilah yang disematkan dalam cap bagi mereka yang tidak memberi suara pada pemilu. Alasannya bermacam-macam dari terkait agama, pribadi sendiri bahkan bisa jadi adalah kekecewaan atas rezim yang sedang berlangsung.

Hmm… saya termasuk seseorang yang acuh terhadap PEMILU itu sendiri. Namun itu dulu. Seperti yang sebab diatas, termasuk dalam kategori GOLPUT atas pilihan sendiri. Alasan paling sederhana adalah saya tidak mengenal capres tentang kebaikannya atau bahkan menurut saya pada waktu itu tidak ada yang pantas.

Dalam keberjalanannya pemikiran itu menguatkan bahwa sistem demokrasi adalah sistem yang hancur menurut Isla