Selasa, 24 Desember 2013

16.48.00 - No comments

Keluarga Pak Warso



Perempuan bercadar itu hujan-hujan bersama anaknya yang masih kecil. Aku dan kang Wastu yang mengikuti mereka dari belakang karena mereka yang yang menunjukkan jalan ke tempat latihan brigade nanti. Dalam hati aku merasa kasihan dengan mereka karena kehujanan. Aku berfikir pakaiannya yang tebal kalau basah pasti sulit kering, bisa-bisa dia nanti kedinginan, terus apa nanti tidak kasihan anaknya ya. Hanya gara-gara menemani kami untuk survei lokasi sampai rela kehujanan.

Hujan saat itu deras sekali. Aku juga kasihan dengan kang Wastu yang ku boncengkan terpaksa harus kehujanan, walaupun tidak separah yang dialami perempuan bercadar tersebut, istri Pak Warso. Sampai di Hutan Raya Lahura, dengan sapaannya kepada kami,“Kehujanan ya mas ?”.

“Iya, jas hujannya cuma satu.”, jawab kang Wastu. Aku tidak menjawab sama sekali, cuma senyum. Setelah itu kami masuk ke kantor yang menangani hutan raya itu. Sambutan yang baik. Oh… rupanya Pak Warso sudah saling akrab dengan pengelolanya. Kami buat janji terkait tempat tersebut. Saya bingung sendiri bagaimana untuk mengungkapkan terima kasih saya kepada Pak Warso.

Sudah selesai seputar informasi terkait hutan sebagai wahana anak-anak brigade nanti. Keluar dari kantor, pak Warso memanggil istrinya. Aku tercengang sekali, biasanya orangtua melarang anak-anaknya untuk hujan-hujan, tapi ini beda. Satu keluarga yakni istri Pak Warso, anak perempuannya yang kecil, dan anak laki-lakinya yang kira-kira seumuran denganku, mereka hujan-hujanan dan bermain di lapangan luas. Pak Warso memanggilnya, ku kira akan dinasihati karena aku fikir anaknya yang masih kecil diajak main hujan. Rupanya tidak, beliau memanggil karena kita mau melanjutkan perjalanan mencari calon lokal lbtd.

Kami berkumpul di satu atap parkiran motor, sekedar mau menyiapkan motor kita masing-masing. Istri Pak Warso tiba-tiba mengatakan saat aku dan kang Wastu heran melihat keluarga yang unik ini. “Kalau kita mengatakan kepada hati kita jika dengan hujan-hujan kita akan sehat maka insyaaallaah akan sehat. Juga sebaliknya, jika kita hujan-hujan sudah berfikir macam-macam bikin sakit, nanti pusing atau sangkaan-sangkaan yang lain maka ya itu yang kita dapat. Allah sendiri kan yang bilang kalau Dia sesuai persangkaan hamba-Nya.” . Tidak butuh waktu lama aku menemukan dalil ini dalam hadits qudsi,  
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasuulullah saw. bersabda : "Allah swt. berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku ingat kepadanya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang banyak maka Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari padanya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil''. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).
 
Jujur aku kagum atas keyakinan yang dibangun ini. aku juga berfikir seandainya mereka sakit pun bukankah pak Warso ahli bekam. Allah telah mengaturnya. Kalaupun sehat itulah keyakinan yang dibangun, kalaupun sakit Allah menganugerahkan suaminya sebagai ahli bekam. Bukankah itu skenario yang dibangun atas nikmat-Nya ?

Kemudian setelah itu kami ditawari untuk beli es. Sekali lagi, hujan-hujan beli es? Aku buang jauh-jauh prasangka yang ada, ‘Iyyakum wadh dhonna fa innadh dhonna akdzabul hadiits’, ‘Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk. Karena prasangka buruk seburuk-buruknya pembicaraan. (H.R. Bukhari dan Muslim)’. Tapi kami tidak bisa menerimanya karena harus segera menyelesaikan misi ini dan juga harus mengejar jam kuliah olahraga. Ah aku tidak menemukan kecacatan dari keluarga ini. hingga misi ini selesai dan berpisah maka aku telah mengelist kebaikannya hari itu.
1.       1. Pak Warso yang memuliakan tamu, ramah kepada kepada semua orang (terlihat ketika sepanjang perjalanan dia menyapa orang-orang yang dilewatinya di jalan –mungkin ini yang membuat beliau akrab dengan orang-orang melalui sapaan-sapaannya-), serunya saat membahas tentang teroris.
2.      2. Istrinya dengan keyakinan yang kuat, ramah, terbuka dengan masyarakat, bisa menjadi sosok teladan guna menanamkan keyakinan dalam diri anak.
Semoga Allah merahmati kalian.

0 komentar:

Posting Komentar