Sabtu, 11 Mei 2013

08.46.00 - No comments

Jam Karet itu Punya Mahasiswa


Mahasiswa adalah kata unik dari sebuah nama yakni siswa. Sebuah nama yang memiliki peranan tambah dari sekedar menjadi siswa. Tambah kegiatan, tambah uang biaya pendidikan dan tambah dewasa (mungkin).

Menyoroti soal kegiatan mahasiswa, saya cenderung kepada keefektifan waktu mereka yaitu tepet waktu. Terselip dalam fikir, “Bisa gak sih mahasiswa itu tepat waktu?”. Pengalaman selama ini menjadi mahasiswa selama dua semester saya belum menemui kegiatan-kegiatan dari UKM mereka itu tepat waktu(maaf jika ada yang bagian mereka yang tepat waktu tapi secara kenyataan seperti itu ). Misal ada kegiatan jam delapan tapi –lagi dan lagi- pasti molor setengah hingga satu jam. Oh… teman mahasiswa Time is money.
Jangan sia-siakan waktu, cobalah untuk selalu tepat waktu. Kasian tuh yang dating awal bisa-bisa garing jadi patung. Hehe maaf.

Jam karet rupanya sudah menjadi sosok mental dalam diri mahasiswa. Mereka selalu memprediksikan kegiatan-kegiatan dengan acuan ‘jam molor’.
Ada kegiatan selalu ditambah jam molor. Oleh karena sudah menjadi sosok mental, jadi tak lucu juga kalau hal itu sulit diubah sehingga peserta atau tamu undangan pun tertular mental jam karet tersebut. Undangan jam 8, ah nanti paling dimulai jam setengah Sembilan, jadi berangkat jam tersebut sajalah. Hei ternyata peserta tiba jam 9. Belum lagi ditambah kalau yang datang baru sedikit, bisa-bisa kebijakan panitia kegiatan memolorkan karetnya lagi. Oh… parah dong, tidak kasihan toh, kepada mereka yang punya jiwa ksatria selalu tepat waktu yang akibatnya timbul beberapa  opsi yaitu bosan seakan-akan menjadi patung, malas mengikuti kegiatan selanjutnya atau bahkan dikhawatirkan karena seringnya menghadapi hal seperti ini ‘ksatri’ akan tertular mental “Jam Karet Mahasiswa”. Oh semoga hal ini bisa diubah.

Lalu jam karet seperti ini salah siapa?

Seperti halnya masalah lingkaran, tidak ada ujung permasalahan. Sulit dideteksi, yang paling pokok menghadapi masalah seperti ini adalah kesadaran masing-masing. Panitia kegiatan (mahasiswa itu sendiri)tegas dalam menentukan sikap terhadap kegiatan dan  peserta atau undangan juga termasuk kebijakan waktu, kalau bisa tidak memberi toleransi waktu kemoloran atau keterlambatan dan banyaknya peserta. Tidak terpaut berapa peserta yang datang. Sisi lain yaitu para undangan atau peserta hendaknya juga tepat waktu dalam keharian sesuai jadwal, minimal itu menghargai yang punya kegiatan juga. Agar ketika dimulai panitia pun tidak mengambil kebijakan-kebijakan mendadak yang mempengaruhi kegitan itu. Parahnya lagi suatu kemoloran yang sebenarnya bukan sepenhnya salah panitia , peserta suka mengeluh. Ih… kayak maling teriak maling.

Jadi, oleh saya sendiri menghimbau untuk kesadaran kepada teman-teman mahasiswa supaya bersikap ksatria dalam menyelenggarakan kegiatan dan kepesertaan. Juga seperti yang telah terurai diatas. Ingat bangsa Indonesia ini akan maju melalui mahasiswa ksatria.

0 komentar:

Posting Komentar