Sabtu, 06 Desember 2014

01.10.00 - No comments

Islam dan Akal Manusia


Islam agama yang sempurna. Tidak ada yang melebihi tingginya Islam. Semua telah teratur lengkap. Dari keimanan, kehidupan dunia, kehidupan setelah didunia,ritual, hingga adab-adab dan sosial masyarakat. Namun, dari semua kelengkapan yang dimiliki Islam tidak lepas dari akal-pikir kepada manusia yang dianugrahi Islam.

Islam menghargai akal manusia. Islam melindungi akal manusia. Islam memelihara akal manusia. Dengan Islam akal manusia diperintah untuk digunakan. Dengan Islam, manusia akan berfikir dengan akal sehatnya sehingga akan mengungkap kebesaran Islam yang dianugrahkan Allah ta’aalaa. Dengan anugrah akal yang dimiliki manusia Allah mengangkat derajat manusia itu dengan akalnya dimana akal itu digunakan sebagaimana mestinya. Sehingga dengan akal itu maka dibebankanlah syariat Islam itu kepada manusia karena syariat itu akan memberi banyak hikmah yang bisa diketahui dengan memikirkannya. Dengan akal itu sebenarnya juga akan melindungi akal manusia itu sendiri. Akal dan pembebanan syariat itu akan membawa manusia dalam mengenal Allah. Dalam hal ini manusia dinilai cocok atau layak untuk memahami syariat yang Allah turunkan.

Bukankah di Al Quran bertebaran pertanyaan-pertanyaan yang mendorong manusia untuk berpikir? Bukankah Allah senantiasa memerintahkan manusia untuk mempergunakan akalnya? Bukankah manusia diperintah untuk memperhatikan ciptaan-ciptaan-Nya dalam rangka berpikir juga. Hingga dengan berpikir itu manusia akan sadar siapa sebenarnya dibalik mereka pikirkan. Tentunya jawabnya satu, yaitu Allah yang merajai alam semesta ini. Allaahu akbar.

Manusia diperintahkan untuk memperhatikan tumbuhan2 yang hidup, air hujan, binatang-binatang, api, besi, silih bergantinya malam dan siang. Siapa yang berada dibalik itu semua? Sang Maha Pencipta, Allah.

Manusia diperintahkan untuk menegakkan hukum2-Nya, berperang dalam rangka menegakkan kebenaran supaya tidak ada kekacauan, menegakkan qishash untuk menjamin keadilan dalam koridor fitrah manusia, puasa dengan segala kemanfaatannya, shalat dengan segala penyuciannya, siapa yang berada dibalik hikmah-hikmah syariat yang diturunkan yang dipahami manusia dengan akal yang jernih? Ya, dibalik semua ini pencipta akal yang jernih itu, Allah yang Maha Suci.

Maka dengan akal kita akan tahu siapa yang ada dibelakang penciptaan ini.

Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkannya atau kamikah yang menumbuhkannya? (TQS. Al Waaqi’ah: 63-64)
  
Maka Terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau kamikah yang menurunkannya? (Al Waqi’ah : 68-69)
  
Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu). Kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya? (Al Waqi’ah : 71-72)

Maka Maha Besar Allah yang telah menanugerahkan akal kemudian Ia menjaganya dengan Islam ini. akal yang seharusnya dimiliki manusia.

Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (Al Baqarah : 269)

Sehingga dengan manusia mempergunakan akalnya dengan baik, tetap dalam fitrah manusia. Bukan seperti binatang.

Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Al A’raf: 179)




0 komentar:

Posting Komentar