Rabu, 10 Juli 2013

Surat Imajinasi Untuk Ibu

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Innalhamdalillaah, sesungguhnya segala puji syukur hanya kepada Rabb semesta alam yang telah member kesehatan kepada ibuku tercinta. Kemudian shalawat dan salam semoga selalu tercurah atas Rasulullah sebagai teladan manusia yang hebat, sehingga semoga saya pun bisa meneladani Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Wahai ibuku, bagaimana kabar engkau? Wahai ibuku yang amat ku sayang, bagaimana kesehatanmu sekarang? Aku tahu engkau lelah bekerja tapi ketika iringan hati bahwa engkau menyayangi anakmu ini engkau tak menggubris kelelahanmu itu. Wahai ibuku, andai engkau didekatku pastilah aku yang akan memijat pundakmu, kakimu, tanganmu dan
apa yang engkau inginkan seperti saat-saat kita berkumpul dan bersama. Hanya bisa memohon kepada pemilik hati yang menumbuhkan rindu ini padamu, bakti ini padamu dan merasakan curahan darimu, semoga
engkau disana baik-baik saja dalam perlindungannya. Aamiin.

Adzan maghrib tadi berbuka puasa. Terasa ada yang kurang. Tidak ada engkau disisiku. Tak sadar airmata ini tidak bisa terbendung juga. Merindu yang dalam hampa ketika rindu dan aku tahu tahun ini engkau tidak bisa menemaniku. Anakmu yang dulu kecil selalu engkau gadang-gadang, anakmu ini yang tahun lalu sempat bersamamu dalam setahun ini telah banyak cerita kehidupan yang ingin kusampaikan padamu,ibu, ya…padamu. Akan tetapi takdir sepertinya belum menghendaki untuk kutumpahkan rasa rindu setahun ini. Harus bersabar ku menunggu kepulanganmu.

Sungguh ya Allah ku serahkan ibuku padamu karena sejatinya beliau milikmu. Bimbinglah beliau dengan rahmat syukur dan hidayah-Mu. Hanya kepada-Mu hamba meminta pertolongan.
Salam rindu kepada ibuku di Malaysia dari ‘anak lanang’mu.

Jaga kesehatan dan jangan banyak pikiran.

Wassalaam.

0 komentar:

Posting Komentar