Kamis, 27 Desember 2012

05.21.00 - No comments

Malu Menjadi Pemuda


Menginjak awal menjadi seorang mahasiswa adalah awal bagi kita disebut sebagai Cah Enom(Pemuda) oleh orangtua kita. Dimana terasa beda ketika kita masih sekolah karena saat kita masih SMP atau bahkan SMA sekalipun sebagian dari kita tidak punya malu terhadap orangtua. Kita masih minta ini dan itu layaknya anak mami atau balita. Kita berfikir bahwa uang jajan yang diberikan mereka setiap hari adalah milik kita murni(walaupun itu hak kita dan kewajiban mereka). Lalu pernahkah kita merasa MALU saat kita masih mengantongi dari mereka dengan menuntut terus mereka??? *tanyakan pada dirimu sendiri*


Saya menulis ini sungguh pun malu ketika saya masih meminta orangtua padahal saya adalah orang yang tidak suka dikasihani walaupun itu dari ortu, akan tetapi perlu kalian ketahui saya punya prinsip yang entah orang lain sudah berfikir seperti ini atau tidak? Atau memang sudah  sudah berfikir seperti itu tapi tetap menuntut? Oh… bagi saya memalukan. Bisa saya buat komitmen seperti ini, lihatlah kawan komitmen:
1.       Masih menerima uang dari orangtua => Alhamdulillaah itu tidak lebih dari satu semester karena saya mendapat masalah baru yaitu BEASISWA BIDIK MISI.
2.       Masalah yang saya sebut sebagai BEASISWA BIDIK MISI. Saya malu masih menerima sebagai orang miskin.
3.       Belum mampu berpenghasilan dibawah usia 20tahun. Perlu diketahui usia saya sekarang 19 tahun dan saya pun bekerja sebagai Agen Resmi Online penerbit Pro-U Media. Ah tetap saja saya sedih karena masih amat sangat disibukkan oleh kuliah dan organisasi-organisasi yang saya ikuti. Disebalik itu tapi saya yakin bahwa Allah melihat hambanya yang memang punya azzam kuat dan ikhlas-insyaaallaah-.
4.       Belum bisa menyempurnakan rukun Islam padahal saya sudah berIslam sejak saya dilahirkan. Oh ya Allah berilah hambamu kesempatan untuk berkunjung ke rumah-Mu yang Mulia.
5.       Saya belum menikah diusia muda ini. Iya sih sebagian besar orang berfikir bahwa usia dibawah 20-an masih sangat muda, tapi yang paling penting isi dalam hati dan fikiran yaitu kedewasaan. Jikapun saya belum dewasa tapi menikah adalah suatu pembelajaran menjadi seorang yang dewasa dan bertanggungjawab. Ditambah lagi menikah adalah suatu amal yang oleh Rasulullah menyempurnakan setengah agama karena faidah-faidahnya dan hanya Allah yang menjadi penolong bagi mereka yang melindungi kehormatannya. Hayo… betul apa betul? Oke tengok para shahabat dan orang-orang shaleh dulu ya, sebagian besar dari mereka adalah sosok yang menikah muda dan semakin cemerlang ketika sudah menikah. Lihat Usamah bin Zaid yang menikah dibawah usia 16tahun dan ketika diusia 18tahun karirnya semakin cemerlang  menjadi panglima besar kala itu. Lihat Mushab bin ‘Umair yang diusia mudanya menjadi duta dakwah Rasulullah di Madinah sebelumnya sudah menikah. Atau shahabat yang sering dijadikan ikon percintaan para ikhwan dan akhwat,upss… iya betul ‘Ali bin Abi Thalib sosok menantu Rasulullah yang semakin cemerlang dalam dakwah dan  kecerdasannya setelah pasca pernikahan dengan Fatimah, walaupun banyak diangkat bahwa kehidupan belia radhiyallaahu ‘anhu harus susah payah tapi kita tidak boleh menolak sisi yang lain. Cukup masalah menikah sudah terlalu banyak penjabaran.
6.    Diusia muda saya belum bisa turut serta berjihad al qital. Ya saya sedih akan tetapi tidak mengurangi usaha saya untuk terus berusaha sehingga Allah berkenan memilih saya dalam cita-cita ini. Aamiin.

Saya tidak tahu apakah saya sebagai pemuda salah menempatkan malu atau bagaimana saya masih awam tapi itulah perasaan saya. Saya tidak peduli oleh omongan diluar sana yang merendahkan atau sekedar mengaku sebagai yang lebih tua. Saya hanya ingin menjadi diri sendiri dengan bergandengan kepada prinsip-prinsip saya terutama sebagai MUSLIM. Allaahu akbar… Allaahu akbar…!

JADI kawan masihkah kita akan hanya mengikuti aliran peradaban yang menggilas kreativitas dan kemandirian kita? Ayo isi usia kita dengan kemandirian, kualitas dan tentunya tidak mubazir terhadap usia kita juga. Raih bintang sedini mungkin.
Semoga Allah meridhoi.

0 komentar:

Posting Komentar