16.54.00 -
KISAH
No comments
Rumah Bapakku Berhantu
Dua minggu yang lalu dapat sms
dari bapak dan bunda, katanya rumah baru yang ditempati bapak sering ‘diganggu’
dan saya disuruh membantu untuk wiridan supaya rumah tersebut ‘bersih’. Aku
terheran-heran mengapa minta tolong kepada saya, saya bisa apa , rukiyah saja
tidak bisa. Saat itu aku hanya bisa balas sms dengan nasihat untuk menjaga
shalat wajib, banyak berdoa, dan jangan melakukan perbuatan syetan. Logika saya
mengatakan kalau kamu melakukan perbuatan syetan maka kamu teman syetan dan
tidak heran mereka mengganggu dan sekaligus menghancurkan dinding keimanan
kalian. Simpel sih.
Saya tidak berusaha menjelaskan
semisal menyuruh membaca surat al Baqarah karena rumah yang tidak pernah
dibacakan didalamnya surat al Baqarah adalah tempat jin, terlalu tinggi bagi
mereka. Saya sudah bersyukur mereka tidak minta bantuan dukun atau dukun
berbaju kiai. Saya ingat ketika saya menegur masalah itu kala dulu, saat saya
memang benar berubah. Mungkin perubahan sekarang inilah saya dipercaya mampu.
Jadi menurut
saya ini adalah bagian dari dakwah itu sendiri, saya cuma
mempunyai rencana ketika kesana nanti saya cuma melakukan aktivitas sebagaimana
kebiasaan saja tidak lebih. Supaya mereka tahu bahwa cukup bagi kalian
beribadah dengan sebenarnya maka kalian akan kuat.
Rumah yang ditempati itu terkenal
oleh warga sekitar adalah rumah angker sudah tiga tahun kosong. Pernah dihuni
oleh tiga keluarga berturut-turut, anak kecil dari tiga keluarga yang menempati
rumah tersebut meninggal dunia. Jadi sudah ada tiga anak kecil yang mati dan
inilah termasuk kekhawatiran yang bisa dibilang besar dari bapakku karena anak
bunda masih kecil. Kemudian hal itu dibenarkanoleh pemilik rumah tersebut yang
sudah tidak menempati rumah tersebut. Ditambah mistis lagi ketika sang pemilik
mengatakan komitmen bapakku untuk menempati rumah tersebut, “Sudah mantepkan
mas mau menempati runah ini ? ”. bapakku yang sudah tidak ada pilhan lain untuk
mencari rumah cuma mengatakan, “Inikan rumah manusia, yang membangun manusia,
harusnya yang menempati ya manusia.”
Kemarin aku memenuhi janjiku
untuk silaturrahim ke rumah bapakku itu. rumah jawa kuno, memang terlihat agak
menyeramkan tapi aku yakin itu karena sudah ada wacana negatif yang dialamatkan
pada rumah tersebut. Aku dan bapakku duduk diruang tamu. Disini bapak mulai
cerita kalau dia diganggu selama menempati rumah itu dari mimpi-mimpi yang
tidak wajar, dari suara anak-anak yang tertawa didalam rumahnya, dari
suara-suara aneh diatas genteng , dari sepasang pintu yang satu ditutup
kemudian satunya mau ditutup eh yang satunya tadi kebuka, dan berulang
sebaliknya hingga akhirnya sepasang ditutup secara bersama. Dari korden pintu
yang ditutup kemudian membuka hingga dua kali dan ditunggu tidak membuka lagi,
lalu membalikkan badan sambil mendengarkan korden, dan terdengar dengan keras
tarika korden membuka seketika bapakku mengambil korden dari muka pintu,
dilepas. Katanya sih saat melepas korden tersebut,”Kalau sudah saya lepas mau
apa kamu ha ?”. aku yang mendengarkan lekat-lekat tertawa terbahak-bahak , tidak
peduli ‘hantu’ penghuni rumah itu marah dengan aku karena aku tertawakan. Hehe.
Dilanjutkan cerita kisah bundaku
saat main ke rumah tersebut dia merasa kepalanya ‘dijenggung’ atau didorong
oleh jari tangan. Seketika bunda melapor kepada bapakku . dan akhirnya
ditenangkan juga. Dilanjutkan lagi kisah adikku, anak dari bunda. Ketika itu
diruang tamu didepan tv ada kursi goyang. Adikku tersebut masih kecil polos.
Dia melihat sesosok nenek-nenek rambut digelung duduk dikursi tersebut. Huh
menyeramkan. Seketika lagi kursi tersebut dipindah ke dapur.
Ketika aku disana aku mencoba
menganalisis mengapa seperti itu. Satu, rumah tersebut memang ada beberapa yang
dibuat mistis terutama aku menyoroti pada dua gambar, yang pertama adalah
lukisan ‘nyi roro kidul’ dan gambar nenek pakai sanggul. Dua, menurut cerita
bapakku sebelum beliau tinggal disitu tempat tersebut digunakan untuk basecamp
judi dadu. Dan tidak ada satu warga melaporkan perjudian tersebut bahkan ketua
RT-nya meminta bapakku untuk tutup mulut soal ini. ketiga, mushola dekat rumah
itu tidak digunakan , tidak terurus sama sekali. Aku berfikir, mungkin pantas
kalau mereka ‘masyarakat disini’ berteman dengan jin karena suraunya aja roboh.
Aku dikecewakan, adzan ditempat ini dua kali tidak ada satu jamaah yang mendatangi
mushola itu.
Ah ada apa dengan kampung ini ? ya Allah berilah rahmat hidayah-Mu atas kampung yang ditempati bapakku dan keluargaku ini.
Aku yakin adanya jin yang
mengganggu manusia melalui bisikan ataupun yang diijinkan oleh Allah dengan
menakut-nakuti. Dan aku yakin pula kekuatan jin dengan kekuatan cahaya yang
dipancarkan oleh ibadah seseorang tidak ada apa-apanya. Sebenarnya sekedar itu
yang akan aku buktikan. Sengaja ketika disana aku beribadah wajib dan kebiasaan
lainnya. Al hasil selama aku disana tidak terjadi apa-apa. Sehingga secara nyata aku bisa berargumen, "Nyatanya aku tidak diganggu."
Dan tunggu petualanganku
memecahkan misteri ini, karena aku mensinyalir adanya ulah manusia dalam
menakut-nakuti atau bahkan bersekutu untuk supaya tempat tersebut ditinggalkan
supaya bisa menjadi markas perjudian. Aksi Brigade PII sedang dilancarkan.
0 komentar:
Posting Komentar