10.24.00 -
CURAHAN HATI,Orasi Komandan
No comments
Orasi Komandan #1
ORASI KOMANDAN
LBTD B15
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada
perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang
Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami
pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah
membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian
kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai
orang-orang yang zalim, (TQS. Ali Imran,3: 139-140)
Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah sekali-kali tiada
menolongnya (Muhammad) di dunia dan akhirat, maka hendaklah ia merentangkan
tali ke langit, kemudian hendaklah ia melaluinya, kemudian hendaklah ia
pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan
hatinya. (TQS. Al Hajj,22: 15)
...Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,(TQS.
Al Hajj, 22:40)
Sesungguhnya roda kejayaan dan kehinaan senantiasa berputar hingga
hari kiamat. Perjuangan Rasulullah adalah perjuangan dari bawah hingga melejit
keatas sampai kejayaan kekhilafahan ala minhajin nubuwah. Lalu dipergilirkan
kejayaan yang telah berada di puncak kejayaan. Telah melewati masa kejayaan
pemuda bernama Shalahudin Al Ayyubi, Muhammad Al Fatih, para ulama’ yang
memberi penerangan seantero bumi Allah, lalu Turki Utsmani yang runtuh. Hingga
kita dapati sekarang dimasa kita berada dibawah kepemimpinan kekuasaan yang
menggigit. Telah sampai masa kita bahwa kawan-kawan kita bukan lagi sebagai
pejuang yang berdarah membela agama ini. Telah sampai bahwa para wanitanya
sudah menjadi bahan obral disana-sini. Telah sampai kita kepada jalan
sekularisasi yang memecah belah fitrah dimensi ilahiyah menuju dimensi poros
kemanusiaan sebagai pusat kebenaran.
Dalam upaya menyambut roda kejayaan menuju keatas sebagaimana Imam
Ahmad meriwayatkan datangnya kejayaan Islam. Tidak ada jalan lain selain kita
senantiasa mengikuti gerak roda dalam keadaan istiqomah di jalan Allah pada
waktu susah maupun bahagia. Siap menjadi garda terdepan dalam memukul mundur
musuh-musuh Allah dengan kekuatan kita. Dengan membina basis dakwah yang
bersimpul padu dalam persatuan dan kesatuan Islam.
Sekularisme. Telah merusak tatanan kehidupan. Memisahkan hubungan
harmonis manusia dengan Rabb-Nya. Dalam diskursus sosiologi telah dikenal
“Semakin masyarakat maju, semakin menurun komitmen mereka kepada agama.”
Indonesia, bukan negara yang tak ber-Tuhan.Dimana dalam pembukaan UUD 1945
telah ada asas pemberian tanah merdeka Indonesia dari kuasa Allah?” Itu yang
kiranya pelajar sekarang lupa yang lebih memilih dirinya tanpa pernah ada asal
usul Tuhan yang menciptakannya dan Bangsa yang berdarah melahirkannya.
Sekulerisme menurunkan yang namanya sekularisasi diberbagai bidang
terutama dalam tubuh pelajar yang membuat mereka berkeyakinan tanpa menjalankan
syariat, pemisahan urusan Tuhan dan Hak asasi anak muda, dan kebebasan
menentukan sikap yang memenuhi ambisi muda yang telah tercemar.
Dalam akhlak, pelajar mana yang tidak ingin pacaran. Dari SD hingga
mereka yang berjenjang tinggi pun sangat tahu dan tentu ingin menikmatinya.
Hingga di media sosial pun kabar-kabar pencabulan porno aksi maupun pornografi
pun banyak beredar, hingga UNS dan UMS menerapkan area dilarang pacaran.
Khamr. Dalam setiap bentuk pelajar juga tidak lepas dari
bahan-bahan syaithan ini. Divisi Humas Mabes Polri mengeluarkan berita pada
Bulan Mei bahwa anak-anak pelajar pun sudah dilibatkan oleh orang tak
bertanggungjawab dalam peredaran narkoba. Anak-anak SD dilingkungan pedesaan
pun sudah biasa dengan minuman beralkohol.
Ilmu. Bulan April kemarin,peringatan Hari Kartini di SMPN2 Sragen
pun tidak luput dari pembodohan aqidah. Yakni dengan penghormatan sujud di
depan foto Kartini. Dilanjut tentu bukan sekedar persoalan pembodohan tersebut
rupanya menjadi kelemahan kita juga bahwa kondisi umat sekarang adalah kondisi
yang jauh dari ilmu diin sehingga mudah sekali untuk diombang-ambingkan oleh
dunia.
Semua ini adalah cara musuh-musuh Islam dalam melakukan pembodohan
dan pengrusakan ke dalam tubuh pelajar Islam sebagai aset bangsa Indonesia ini.
Maka dari itu sangat perlu kiranya Brigade PII membantu segenap kerja-kerja
perbaikan dan mempersiapkannya melalui PII dan semua pihak yang mencintai agama
dan negeri ini dalam melakukan perbaikan dengan jalan pembinaan dan penyerangan
kembali kepada musuh Islam.
BRIGADE PII BERSIAPLAH MELIHAT
TIRANI MUSUH, TUMBANGKAN. GAGALKAN MAKAR MUSUH ALLAH.
DALAM RODA KEJAYAAN UMAT. Diatas berarti kita mempertahankan kejayaan, berputar untuk memelihara nilainya hingga kita jatuh terkapar.
Dalam RODA KEJAYAAN UMAT. Dibawah berarti kita bangkit untuk senantiassa mengharapkan pertolongan agar kita menjadi pasukan yang dipilih untuk menyambut kejayaan Islam.
Inilah zaman kita. Kita tidak bisa
memilih hidup se-zaman kala Rasulullah hidup, kemudian kita menjadi bagian dari
tentaranya. Kita juga tidak bisa memilih hidup di zaman yang berada didepan
masa kita, Al-Mahdi. Kita hidup di zaman sekarang. Di zaman yang memiliki
tantangan kita sendiri. Inilah takdir yang telah dipilihkan Allah untuk kita.
Tidak ada kata lain kecuali kita akan bertempur dan perang melawan musuh-Nya di
zaman ini. Namun dengan keyakinan kebenaran yang telah dituliskan, bahwa ada
suatu kaum yang istiqomah di setiap zamannya.
...Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri.... (TQS. Ar Ra’d, 13: 11)
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum
datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (TQS. Al Baqarah, 2: 214)