10.21.00 -
CURAHAN HATI
No comments
Melunasi Rasa
Rabu malam, tidak ada yang bisa
ku tawarkan kecuali kesusahan yang diselimuti segala keterbatasanku. Meski
dalam lubuk hati sangat ingin membahagiakanmu tapi aku belum bisa membawakan
sebongkah batu kebahagiaan kepadamu.
Namun, dalam jalan syariat aku
mencoba teguh. Berani layaknya pejantan muslim yang bertanggungjawab atas rasa
yang pernah tertanam dan terbina. Dalam harap, doa, dan keoptimisan aku
senantiasa memanjatkan bahwa akhirnya engkaulah yang dipilihkan Dia.
Bagiku kelebihanmu adalah
kekurangan dan kekuranganmu adalah kelebihan di mataku. Bahkan seperti yang kau
ucap tentang kebersamaan dalam perjuangan dan ujian. Itulah yang nanti membuat
kita kuat. Bahwa ketika diatas adalah anugerah Allah yang tiada terkira. Ketika
dibawah adalah bertahan.
Karena telah terlanjur lukisan
namamu di hati, sudah terlanjur indah dan mendalam rasa. Ketika itu tiadalah
lain selain aku tuliskan dalam bait-bait kesungguhanku. Dalam titah yang ingin
dipenakan pada lembaran takdir, meski aku seorang hamba. Lalu ku bawa lembaran
itu menghadap kepada Rabbku bahwa aku ingin mendekatimu dalam janji ikatan
suci.
Lalu hanya dengan alasan inilah keberanianku muncul.
Karena kecintaanku kepada Rabbku, agar mencintaimu dengan
syariat-Nya.
Karena kecintaanku kepada Nabiku, agar mencintamu dengan
sunnahnya.
Karena kecintaanku kepada dakwah ini, agar mencintaimu
untuk kita menyeru bersama.
Lalu karena kecintaanku kepadamulah, agar aku mencintaimu
untuk melunasi rasaku.
0 komentar:
Posting Komentar