21.57.00 -
KAJIAN,KISAH
No comments
Lelaki-lelaki Fajir yang Menguatkan Diin
لا يدخل الجنة الا مؤمن و ان الله ليؤيد هذا الدين بالرجل الفا جر (رواه البخاري)Tidak akan masuk surga kecuali orang yang beriman. Dan sesungguhnya Allah niscaya menguatkan Diin ini dengan orang (laki-laki) yang faajir (durhaka). HR Bukhari
Hadits ini keluar berkenaan seorang pemuda yang dikenal gagah dalam
setiap peperangan hingga sampai kepada peperangan Khaibar ia masuk dalam ahli
neraka. Ia bernama Quzman, dalam sejarah kisah ini sangat masyhur. Seorang
Quzman yang terlibat perang Uhud sekalipun pada perang Khaibar, Rasululullah
–shallallaahu ‘alaihi wa sallam- diawal perang menyebutnya sebagai ahli neraka.
Beliau –shallallaahu ‘alaihi wa sallam- mengatakan, “Sesungguhnya Quzman
termasuk ahli neraka.”
Para sahabat yang melihat Quzman tentu saja merasa heran. Lelaki yang
senantiasa terlibat perang dengan gagah berani dan bersemangat, juga sudah
tidak disangsikan lagi kontribusinya terhadap Islam dinyatakan oleh Rasul-Nya
sebagai ahli neraka.
Kebenaran segala sesuatu yang diucapkan oleh Beliau. Dimana pada akhirnya
para sahabat menyaksikan sendiri akan kebenaran sabda Nabi. Pada perang
Khaibar, Quzman mendapatkan banyak luka dan sangat parah. Namun Quzman tidak
sabar akan luka yang ada dalam dirinya hingga pedangnya sendiri digunakan untuk
mempercepat kematiannya dengan bunuh diri.
Dalam hal ini Munawar Khalil (penulis Kelengkapan Tarikh Nabi)
mengomentari, “Nabi –shallallaahu ‘alaihi wa sallam-menyatakan terlebih dahulu
bahwa Quzman adalah penghuni neraka, karena beliau lebih mengetahui keadaan
orang ini sebenarnya, yakni Quzman itu seorang munafik yang berperang bukan
karena Allah.”
Kisah Quzman yang sangat besar peran dalam mengokohkan kekuatan Islam dalam
Perang Uhud, Khaibar, dan kegiatan-kegiatan lain –meskipun termasuk dalam ahli
neraka-, akan mengingatkan ada lelaki lain yang memiliki jasa-jasa dalam
membantu kokohnya Islam namun dalam keadaan tidak beriman. Lelaki-lelaki itu
paman nabi Abu Thalib, Al-Muth’im bin Ady, Abdullah bin Uraiqith (saat belum
masuk Islam), dan paman nabi Abbas (saat belum masuk Islam).
Paman nabi, Abu Thalib- yang melindungi Nabi-Nya dengan pengaruh politik
dan kehormatannya dikalangan kaum Quraisy dalam memusuhi Nabi. Pamannya yang
senantiasa mendukung Nabi dalam mendakwahkan Islam. Namun yang kita tahu ia
bukanlah seorang yang mau diajak masuk Islam oleh keponakannya. Ia tetap
menjadi seorang paganis.
Al Muth’im bin Ady – seorang yang melindungi nabi sepeninggal paman nabi,
yang seorang paganis dan belum masuk Islam. Dalam ucapan Al Muth’im pernah
mengatakan kepada kaumnya, “Wahai semua orang Quraisy, sesungguhnya aku telah
memberi jaminan perlindungan kepada Muhammad. Tak seorang pun diantara kalian
boleh bertindak semau sendiri terhadapnya.” Saat itu Abu Jahal yang mendengar
kemudian berkomentar,”Apakah engkau hanya memberikan perlindungan ataukah
menjadi pengikutnya (masuk Islam)?” jawab Al Muth’im,”Aku hanya memberikan
jaminan perlindungan”.
Abdullah bin Uraiqith –penunjuk jalan nabi-. Yang saat itu belum masuk
Islam pada hijrahnya Nabi dan Abu Bakar, ia menjadi penunjuk jalan Nabi ke
Madinah.
Paman nabi, Abbas-memberi perlindungan-. Menyertai perlindungan Nabi dan
jaminan perlindungan dalam bai’atul Aqabah yang kedua. Saat itu paman nabi
Abbas juga belum masuk Islam.
0 komentar:
Posting Komentar