01.14.00 -
CURAHAN HATI,PII,SELINGAN
No comments
Merindukan Kuliah
Semester tiga menuntut aku
mengambil sedikit sks. Jauh, benar-benar jauh dari batas normal. Kuliah yang aku
hanya mendapat batas selama 3 hari saja itu pun bukan jadwal yang padat. Namun,
dari hal itu sangat masih tetap berdiri dan merasa belum apa-apalah dibanding
perjuangan teman2 yang telah mengorbankan lebih dari yang ku korbankan. Mungkin
disisi lain adalah lalainya diri aku, tapi jika tidak demikian sama saja aku
mengorbankan sesuatu yang lebih besar. Hanya seperti ini yang bisa ku
persembahkan pada-Mu Ya Allah.
Maafkan anakmu ibu, yang
-mungkin- lalai dari kuliahnya, tapi aku hanya ingin mempersembahkan padamu
yang lebih besar dari sekedar nilai kuliah. Hari ini engkau tidak menyukainya
namun semoga suatu saat engkau menyukainya.
Aku kira sedikitnya jadwal, aku
akan memiliki banyak waktu untuk belajar untuk mengkonter nilai aku, juga
banyak waktu untuk mencoba bisnis yang ingin dirintis, atau bisa lebih intensif
untuk PII-ku atau bahkan menghabiskan buku-buku yang ku beli dan belum habis ku
membacanya: Filsafat Ilmu, Evolusi Kristen, Perempuan Hallerina, atau
terjemahan kitab-kitab misalnya. Aku kira memang begitu bisa lebih intensif mendesain
poster-poster dakwah atau sekedar membuat tulisan-tulisan bermakna. Ah aku
kira.
Olahan sebab-akibat yang ku buat
melesat atas asbab yang menjadi sebab mutlak. Sudah memang melewati sehari-dua
hari kuliah lancar. Bisnis? Mencoba berjualan. Eh harus ada kegiatan ini dan
itu. kesibukan yang direncanakan diterjang dengan kesibukan yang lain. Mulai
dari intensitas waktu-waktu yang tersita. Tidak masalah, alhamdulillaah
menambah kesibukan daripada harus menjadi penghuni kos atau kampus yang kurang
produktif.
Satu dua kuliah tidak ku ikuti.
Membolos untuk keperluan yang lebih besar –sekali lagi menurutku-. Dari urusan
PII hingga urusan keluarga (memang semenjak ini Allah sedang menguji kami, jadi
harus intensif PP hingga sering tidak masuk kuliah juga), tapi benar, aku
sangat menikmatinya atau terpaksa menikmatinya. Hanya saja keyakinan yang ada
didada bahwa waktu yang terlimpah akan Allah ganti waktu yang panjang didalam
balasan nikmat-Nya. Hanya janji Allah yang bisa menghibur, yang Maha menepati
janjinya.
Kemudian, aku sangat bahagia
dalam satu atau dua kuliah yang ku ikuti atau aku juga terkucilkan karena
jarang masuk kuliah. Namun, diluar hal itu betapa aku sangat merindukan kuliah.
Lebih-lebih satu mata kuliah matematika. Meski sekali lagi jarang tidak masuk
namun aku tetap mengkajinya, semampuku, dengan pendapat-pendapatku sendiri.
Aku yang jarang kuliah, sangat
merindukan kuliah. Sebagaimana mereka kuliah. Berdiskusi tentang mata kuliah
yang menjadi keluh kesahnya (seharusnya aku juga). Atau bahkan ekspresi emosi
yang keluar dari masing-masing wajah teman-temanku yang melihat nilai-nilainya.
Yang nilai-nilai bagiku sudah tidak terlalu menjadi tuntutanku.
Waktu tidak bisa kuliah adalah waktu mahasiswa merindukan kuliah.
0 komentar:
Posting Komentar