01.10.00 -
KAJIAN
No comments
Islam dan Akal Manusia
Islam agama yang sempurna. Tidak ada yang melebihi tingginya Islam. Semua telah teratur lengkap. Dari keimanan, kehidupan dunia, kehidupan setelah didunia,ritual, hingga adab-adab dan sosial masyarakat. Namun, dari semua kelengkapan yang dimiliki Islam tidak lepas dari akal-pikir kepada manusia yang dianugrahi Islam.
Islam menghargai akal manusia.
Islam melindungi akal manusia. Islam memelihara akal manusia. Dengan Islam akal
manusia diperintah untuk digunakan. Dengan Islam, manusia akan berfikir dengan
akal sehatnya sehingga akan mengungkap kebesaran Islam yang dianugrahkan Allah
ta’aalaa. Dengan anugrah akal yang dimiliki manusia Allah mengangkat derajat
manusia itu dengan akalnya dimana akal itu digunakan sebagaimana mestinya. Sehingga
dengan akal itu maka dibebankanlah syariat Islam itu kepada manusia karena
syariat itu akan memberi banyak hikmah yang bisa diketahui dengan
memikirkannya. Dengan akal itu sebenarnya juga akan melindungi akal manusia itu
sendiri. Akal dan pembebanan syariat itu akan membawa manusia dalam mengenal
Allah. Dalam hal ini manusia dinilai cocok atau layak untuk memahami syariat
yang Allah turunkan.
Bukankah di Al Quran bertebaran
pertanyaan-pertanyaan yang mendorong manusia untuk berpikir? Bukankah Allah senantiasa
memerintahkan manusia untuk mempergunakan akalnya? Bukankah manusia diperintah
untuk memperhatikan ciptaan-ciptaan-Nya dalam rangka berpikir juga. Hingga
dengan berpikir itu manusia akan sadar siapa sebenarnya dibalik mereka
pikirkan. Tentunya jawabnya satu, yaitu Allah yang merajai alam semesta ini.
Allaahu akbar.
Manusia diperintahkan untuk
memperhatikan tumbuhan2 yang hidup, air hujan, binatang-binatang, api, besi,
silih bergantinya malam dan siang. Siapa yang berada dibalik itu semua? Sang
Maha Pencipta, Allah.
Manusia diperintahkan untuk
menegakkan hukum2-Nya, berperang dalam rangka menegakkan kebenaran supaya tidak
ada kekacauan, menegakkan qishash untuk menjamin keadilan dalam koridor fitrah
manusia, puasa dengan segala kemanfaatannya, shalat dengan segala penyuciannya,
siapa yang berada dibalik hikmah-hikmah syariat yang diturunkan yang dipahami
manusia dengan akal yang jernih? Ya, dibalik semua ini pencipta akal yang
jernih itu, Allah yang Maha Suci.
Maka dengan akal kita akan tahu
siapa yang ada dibelakang penciptaan ini.
Maka Terangkanlah kepadaku tentang
yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkannya atau kamikah yang menumbuhkannya?
(TQS. Al Waaqi’ah: 63-64)
Maka Terangkanlah kepadaku tentang
air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau kamikah yang menurunkannya?
(Al Waqi’ah : 68-69)
Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan
menggosok-gosokkan kayu). Kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang
menjadikannya? (Al Waqi’ah : 71-72)
Maka Maha Besar Allah yang telah
menanugerahkan akal kemudian Ia menjaganya dengan Islam ini. akal yang
seharusnya dimiliki manusia.
Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran
dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi
hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya
orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
(Al Baqarah : 269)
Sehingga dengan manusia
mempergunakan akalnya dengan baik, tetap dalam fitrah manusia. Bukan seperti binatang.
Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Al A’raf: 179)
0 komentar:
Posting Komentar