18.42.00 -
CURAHAN HATI,OPINI,SELINGAN
No comments
Sambung asa
Kawan, pernahkah engkau menonton film Three Idiots ? film yang sangat
memberi banyak kita teladan kepada hidup dan pendidikan. Kawan, bahkan sampai
hari ini aku menyaksikan diriku sendiri tengah menapak di fakultas pendidikan
dengan senyum yang engkau saksikan tiap harinya. Engkau tahu bahwa aku ini
bekas anak mipa. Mungkin engkau semuanya tahu apanya ada di diriku. Namun
kawan, engkau tak akan pernah tahu apa yang menjadikan diriku selalu tersenyum
dan sangat tegap untuk melangkah. Hingga kadang engkau menyaksikan sendiri
karena banyak senyum dan kalimat yang ‘ceplos’ mengalir, bahwa aku ini tidak
berfikir dengan keadaaanku sendiri. Kawan, kKalau engkau terus mengeluh dengan
keadaanmu sekarang, lalu bagaimana dengan aku? Bukankah aku anak matematika
murni? Tapi itu rupanya masih menjadikanku tidak lulus. Kawan, cobalah engkau
muhasabah diri tentang kualitas. Aku yakin apa yang ada didalam dirimu bukan
hanya yang engkau bawa sendiri. Banyak kemuliaan dalam dirimu. Sungguh. Aku
mencermati kalian. Ingat kawan, usahamu tidak akan pernah sia-sia, bahkan aku
akan menjamin ketika niat engkau adalah niat yang tinggi maka “All iz well.”
Kawan, banyak pelajaran dari kalimat “all iz well”. Kawan, aku tahu
engkau adalah manusia yang sangat suka dengan matematika, begitu pun diriku.
Sekali lagi engkau tentukan bahwa itu yang kamu suka. Perihal nilai, prestasi ,
atau apa pun tidak memberimu peluang atas cintamu tapi engkau telah mencurahkan
cintamu. Berbahagialah dengan hal itu. “All iz well” suatu makna husnudzan,
engkau harus memegang kuat-kuat itu kawan. Bahkan engkau bercita dengan menjadi
guru, yang menjadi esensi dari kualitasmu menjadi guru adalah bukan karena
pekerjaan, kawan. Tapi engkau lebih bahkan harus dengan esensi yang tinggi
mengapa engkau menjadi guru.
Aku punya cerita tentang nasihat guruku, lebih tepat ustadzku. Ketika
kami semangat-semangatnya I’tikat dengan jihad(dalam hal ini perang), dengan
halus beliau menasihati dengan nasihat yang tidak samasekali memadamkan
semangat kami. Beliau sekedar mengatakan,”Kalian tetap harus meniatkan dan
menjaga niat tersebut tapi kalian juga harus mengerti keadaan kalian
masing-masing. Keadaan kalian berbeda-beda. Kalian lihat kemampuan kalian
masing-masing. Kalian tidak harus serta-merta turun di medan sekarang. Kalian
yang suka dengan ilmu jadilah ilmuwan yang berguna bagi mujahid, temukan itu
senjata yang dahsyat. Kalian yang ingin menjadi guru, jadilah guru yang
melahirkan banyak tulang sulbi pejuang. Kalian yang orang kaya, dirikan pabrik
senjata untuk mujahid. Sumbang mujahid disana. Kalian yang harus menjadi da’I,
jadilah da’I yang akan menyebarkan tauhid dan jihad di tanah kalian berpijak.
…” masyaaallaah sungguh agung sikap yang diambil seorang guru tanpa menurunkan
semangat para muridnya.
Engkau pasti tahu kakak tingkat kita yang selalu mengulang di mata
kuliah matematikanya. Yang selalu ku sindir dengan catatan kalkulusnya, tapi
yang diberikan adalah avatar-avatar komiknya. Kalian pasti tahu. Kalian juga
tahu , yang lebih suka IT, dan dia mengatakan akan mencoba tes ulang masuk
perguruan tinggi lagi dengan jurusan IT tersebut. Aku sebagai ketua angkatan
sangat mendukung malah dengan keputusan yang demikian. Terus ada lagi kalau
kalian memperhatikan , ada kakak tingkat yang lebih suka kepada cerpen-cerpennya
dan sastra. Ada yang bisa berbahasa Jepang dengan melihat anime. Ada yang suka
berpolitik praktis. Hingga ada yang benar-benar seperti Pak Guru dan Bu Guru.
Yah walau tidak ada hujan, tapi ada pelangi di dalam komunitas kita. Itu lah
kawan, sedang apa kita berada sekarang, suatu saat tidak semuanya menjadi guru.
Kalian harus memilih jalan yang kalian senangi. Itu pun dengan ku. Kalian yakin
ya !
Jadi, kawan hanya saja ketika aku menasihati dengan suatu keyakinan,
bisa saja engkau berpaling walapun nasihatku benar. Aku tahu bahwa keyakinan
bagian bagi kalian adalah suatu yang abstrak. Sehingga engkau akan mengatakan
bahwa yang aku katakan tidak semudah untuk dilakukan. Kawan, bahkan itu sama
ketika engkau belajar matematika. Suatu yang abstrak, yang diyakini, sulit
dikerjakan. Hanya saja dengan percaya matematika lalu engkau benar dalam
menaruh keyakinan tersebut maka engkau akan menemukan bahwa matematika
bermanfaat. Itulah kwan mengapa engkau harus tetap hidup dengan proses. Engakau
harus benar dalam proses. Senyum ya kawan.
Kawan,
Jangan putuskan asamu,
Aku akan bersamamu.
Semuanya akan baik-baik saja,
All iz well.
“3 Idiots” selalu menjadi penghibur.
Catatan semester satu di FKIP Pendidikan Matematika : Engkau akan
menjadikan dirimu yang kau mau, bukan engkau menjadi yang universitas mau.
0 komentar:
Posting Komentar