20.58.00 -
SELINGAN
No comments
Ukhuwah Pagi
.....Ash shalaatu khairun
minannaum, Ash shalaatu khairun minannaum
Allaahu akbar, Allaahu akbar
Laa ilaaha illallaah.[1]
Sayup-sayup suara muadzin membangunkan sebagian manusia di komplek
kos belakang UNS (Universitas Sebelas Maret)[2]
tepatnya di daerah Jalan Surya 2-3. Memang sebagian ada yang masih terlelap
dengan rangkaian bunga tidur atau sekedar tidur tanpa ada bisikan respon, tapi
ingatlah bahwa ada sebagian mereka tetap tegar dan bersemangat memenuhi seruan
kemenangan. Kosbin-kosbin[3]
atau lebih dikenal dengan IMC[4].
“ Ka…Taka… bangun, sudah subuh.” Kalimat itu diulang beberapa kali jika ada
potensi dari Mas Taka untuk bangun.
(thok…thok…thok…) Mengetuk pintu selanjutnya,” Lim… Alim… tangi Her, wis
shubuh”,panggil Mas Harun.
Jawab Mas Alim, “Iya Mas Harun, ini sudah bangun”.
Dilanjutkan ke kamar nomor 7, kamar
paling rahasia yang tidak sembarang orang bisa masuk atau sekedar mendapat izin
untuk masuk pun susah . Dilanjutkannya mengetuk kamar tersebut.
(thok..thok…thok)” Id… Sa’id …, ayo shubuh”.
“Iya mas, ini yo wis tangi kok (sambil menyeka sisa-sisa air mata
saat qiyamullayl)”.
Mas Harun langsung
berangkat ke masjid. Sebagai perintis kosbin atau IMC Husein dia harus mampu
memberi tauladan yang sempurna apalagi dia seorang aktivis. Yang
lain sudah bangun tanpa dibangunkan sekalipun, Lian,Mas Qosim, Mas Yusuf,Mas Alwi, Mas Farhan dan Mas Adin. Mereka keluarga kos Husein ke masjid yang
memakan waktu kurang lebih empat menit. Tidak berengkat bersama karena
persiapan mereka pun berbeda-beda. Ada yang seadanya ada pula yang
perfeksionis.
Sa’id memilih shalat
qabliyah di kos saja, sering memang seperti itu. Iya dia memang agak tertutup.
*****
Tiap kamar sibuk dengan dzikir pagi mereka sendiri-sendiri ada yang
menggunakan Al Ma’tsurat ada yang Hishnul Muslim. Mereka didalam keluarga Husein saling menghargai.
Ada juga yang melihat ceramah ustadz Yusuf Mansyur di tv, yang ini biasanya Mas
Farhan. Dia
ngefans sama sang ustadz yang punya sosok kalem tapi berwibawa. Lian adalah teman setia
dari mushafnya, seperti halnya Mas Adin, Sa’id,Mas Alwi dan Mas Qosim.
Ada ikatan yang sulit dipisahkan ketika mereka selesai dengan
khusuknya mengingat Rabbnya saatnya untuk berkumpul di ruang tengah untuk
melihat berita khususnya bola dan kajian Islam Khazanah 7. Walaupun kadang juga
ada yang tidur kembali untuk mengecas tenaga karena banyaknya tugas sehingga
mengerjakan hingga larut. Oh Masyaaallaah mungkin inilah ukhuwah yang seimbang.
Bisa memposisikan dengan tepat.
“Mandi dulu ah, kuliah pagi nih… semester dua ini masuk pagi terus,
tapi hanya masuk sampai hari kamis”,celetuk si Sa’id kepada teman-temannya saat lihat berita bola.
“Masih seperti SD aja”, Mas
Harun menimpali sambil memicingkan sebelah matanya.
Suasana seketika langsung ramai atas humornya Mas harun. Sa’id hanya menjulurkan
lidahnya saja tanda acuh. Dia masuk ke kamarnya nomor tujuh. Ambil handuk
kemudian ke kamar mandi.
Lian bangkit dari melihat
tv untuk siap-siap mandi. Mas Taka,“Hah yen iki mundhak sithik. Cah SMP hahaha…”.
“Lho inikan pagi, dimana Allah menurunkan berkah dipagi hari tersebut dan saya
akan menjemput berkah-Nya”,debat Lian. Melanjutkan Lian dengan membaca salah satu do’a dipagi hari,”Allaahumma innii
as aluka ‘ilman naafi’aa, wa rizqan thayyibaa, wa ‘amalaan mutaqabbalaa”. Seketika Mas
Taka senyum tipis.
“Haha skakmath”,celetuk Mas Adin. Suasana jadi semakin ramai dan penuh makna.
*****
“Assalaamu’alaikum saya berangkat dulu. “,pamitannya kepada
kakak-kakak kosnya yang masih didepan tv.
“Wa ‘alaikumussallaam…”, jawab mereka serentak seperi kelompok
brigade.
Sa’id mengetuk pintu kamar
Lian, nomor
lima,”Ayo akh berangkat, saya berangkat bareng antum ya…”.
“Iya tunggu sebentar masih ganti pakaian.”
“Saya tunggu diluar ya.”
“Na’am.”
*****
0 komentar:
Posting Komentar