01.21.00 -
CURAHAN HATI
No comments
Surat Imajinasi Untuk Ibu
Innalhamdalillaah, sesungguhnya segala
puji syukur hanya kepada Rabb semesta alam yang telah member kesehatan kepada
ibuku tercinta. Kemudian shalawat dan salam semoga selalu tercurah atas
Rasulullah sebagai teladan manusia yang hebat, sehingga semoga saya pun bisa
meneladani Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Wahai ibuku, bagaimana kabar
engkau? Wahai ibuku yang amat ku sayang, bagaimana kesehatanmu sekarang? Aku
tahu engkau lelah bekerja tapi ketika iringan hati bahwa engkau menyayangi
anakmu ini engkau tak menggubris kelelahanmu itu. Wahai ibuku, andai engkau
didekatku pastilah aku yang akan memijat pundakmu, kakimu, tanganmu dan
apa
yang engkau inginkan seperti saat-saat kita berkumpul dan bersama. Hanya bisa
memohon kepada pemilik hati yang menumbuhkan rindu ini padamu, bakti ini padamu
dan merasakan curahan darimu, semoga
engkau disana baik-baik saja dalam
perlindungannya. Aamiin.
Adzan maghrib tadi berbuka puasa.
Terasa ada yang kurang. Tidak ada engkau disisiku. Tak sadar airmata ini tidak
bisa terbendung juga. Merindu yang dalam hampa ketika rindu dan aku tahu tahun
ini engkau tidak bisa menemaniku. Anakmu yang dulu kecil selalu engkau
gadang-gadang, anakmu ini yang tahun lalu sempat bersamamu dalam setahun ini
telah banyak cerita kehidupan yang ingin kusampaikan padamu,ibu, ya…padamu.
Akan tetapi takdir sepertinya belum menghendaki untuk kutumpahkan rasa rindu
setahun ini. Harus bersabar ku menunggu kepulanganmu.
Sungguh ya Allah ku serahkan
ibuku padamu karena sejatinya beliau milikmu. Bimbinglah beliau dengan rahmat
syukur dan hidayah-Mu. Hanya kepada-Mu hamba meminta pertolongan.
Salam rindu kepada ibuku di
Malaysia dari ‘anak lanang’mu.
Jaga kesehatan dan jangan banyak
pikiran.
Wassalaam.
0 komentar:
Posting Komentar