00.30.00 -
CURAHAN HATI,KAJIAN
No comments
Meniatkan Niat bag.2
Niat yang merupakan amalan hati namun
memiliki andil besar dalam segala aspek amal dan pembalasannya. Sebab niat-lah
yang membangkitkan semua amalan keseharian setiap muslim. Sehingga memang benar-benar
diperlukan meniatkan niat benar dalam porsinya. Benar dalam berniat,
benar dalam menjalankan niat, dan mengikhlaskan segala hasilnya.
1. Meniatkan Niat, namun belum dilakukan
Rasulullah shallaahu alaihi wa sallam
bersabda,”Barangsiapa yang berkeinginan melakukan kebaikan namun dia belum
dapat melakukannya, maka dicatat baginya satu kebaikan.” HR. Muslim
no.130
Sekedar dia berniat belum sampai
dia melalukannya, Allah menghitungnya sebagai amal shalih (kebaikan) yang
tentunya berpahala.
2. Meniatkan Niat, namun dalam andaian (belum
tentu dilakukan)
Rasulullah shallallaahu alaihi wa
sallam bersabda,”Manusia ada emat macam, yaitu: Orang yang diberi Allah ilmu
dan harta, dan dia mengamalkan ilmunya terhadap hartanya, maka ada oranglain
yang berkata,’Andaikan Allah memberikan kepadaku semisal yang diberikan
kepadanya, maka aku akan melakukan sebagaimana yang telah dia lakukan.’ Maka
kedua orang tersebut sama didalam mendapatkan pahala. Dan seseorang seseorang
yang diberi Allah harta dan dia tidak diberikan ilmu sehingga dia menghamburkan
hartanya, maka ada oerang berkata,’Andaikan Allah memberikan kepadaku semisal
yang diberikan kepadanya, maka aku akan melakukan seperti yang dia lakukan
itu,’ maka kedua orang tersebut sama didalam mendapatkan dosa.” HR. Ibnu
Majah no.4228
Hadits diatas menjelaskan bahwa
meniatkan niat yang berupa andaian saja pun Allah juga menghitung sebagai amal
shalih (kebaikan). Sekaligus hadits diatas sebagai peringatan bahwa jangan
meniatkan niat untuk keburukan dalam koridor hadits diatas adlah niat melalukan
pemborosan.
3
3.
Meniatkan Niat, mereka yang berniat namun
terhalang untuk melakukannya
Ketika berada di Tabuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Sesungguhnya di Madinah ada beberapa kaum, yang tidaklah kami menyeberangi lembah, tidaklah kami menginjak tanah yang membuat orang kafir marah, tidaklah kami memberikan nafkah, dan tidaklah kami ditimpa kelaparan, melainkan pasti mereka menyertai kami didalam hal tersebut, padahal mereka di Madinah. Lalu ditanyakan kepada Beliau shallallaahu ‘alaii wa sallam,’Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab,’Mereka terhalang oleh udzur (halangan), maka mereka menyertai kita dengan niat yang baik.’” HR. Abu Dawud no.2508, Al Bukhari no.2839
Ternyata, eh, ternyata niat baik
yang amalannya terhalang karena udzur pun menjadikan si pemilik niat ini
diganjar oleh Allah sebagaimana mereka yang tidak berhalangan (dalam
konteks diatas adalah berangkat berperang). Mereka mendapatkan ganjaran ‘seolah’
mereka pun berperang hanya karena niatnya itu.
Begitu dahsyatnya niat dalam porsi
iman dan amalan kaum muslimin. Lalu masihkah kita tidak mau meniatkan niat
shalih kita?
0 komentar:
Posting Komentar